Dua bulan menjadi ibu

Alhamdulillah, tulisan ini ditulis saat bayi kecil ku sedang tertidur setelah rewel minta digendong. Aku sangat bersyukur dengan peran ku sebagai ibu, yang mana mengisi hari ku yang sering kerasa kesepian, karena keluarga disekitar ku saat ini hanyalah suami ku.

Setelah menjadi ibu, berbagai hal sudah mulai kulepaskan, pekerjaan salah satunya. Duniaku juga mulai kutinggalkan, karena semua hal yang telah kulalui terasa seperti traumatis yang aku tak mau menjalaninya lagi. Hingga kemudian aku sadar, bahwa tinggal bersama dan dekat dengan keluarga adalah rezeki yang tiada gantinya. Keluarga adalah orang orang yang dekat dengan kita, baik dekat hatinya, ataupun kehadirannya. Jika ia jauh, maka merencanakan bertemu keluarga adalah hal yang sangat menyenangkan. Jika ia dekat, maka berbuat sebaik-baiknya kepada mereka adalah hal yang membahagiakan.

Kini aku telah menjadi seorang ibu rumah tangga kembali, yang ku harap, aku bisa memanfaatkan waktu emas anak ku dan menjalankan kewajiban ku sebagai ibu. Meski ku sudah terbiasa di rumah, tapi menjadi ibu rumah tangga membuat ku cukup mengalami stres, terutama karena rasa lelah, bosan dan kesepian.

Berikut hal hal yang aku lakukan agar tetap jadi ibu yang sehat:
1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon Allah memberikan rasa ridho, syukur dan bahagia di hati kita
2. Mengurangi jumlah barang, rutin bebersih rumah
3. Menjalin silaturahim dan jejaring dengan keluarga/teman/tetangga/komunitas
4. Mempelajari hal yang baru setiap harinya
5. Bekerja sama, meminta bantuan suami dalam pekerjaan rumah
6. Menerapkan pola hidup sehat secara holistik, terutama dari sisi makanan (kurangi ultra processed food)
7. Rutin berjemur dan berolahraga
8. Punya target, visi misi, rencana besar untuk diraih sebagai seorang khalifah di bumi ini.
9. Mengolah perasaan, stres dan pikiran dengan baik
10. Mengatur waktu dengan baik

Berikut yang dapat ku sampaikan tentang pengalaman ku. Semoga kita tetap baik baik saja^^

Manajemen Keuangan

Mengatur keuangan, sederhananya adalah tentang kita yang bisa mengelola pendapatan untuk bisa memaksimalkan kehidupan kita. Sebelum berbicara lebih jauh tentang uang, kita mestilah punya prinsip atau nilai yang kita pegang, agar ketika menghadapi situasi apapun, kita tak hilang arah. Keluarga kami memiliki setidaknya dua value utama:
1. Halal. Mendapatkan uang dari pekerjaan/sesuatu yang halal, dan menyimpan atau mengelolanya di tempat yang halal pula, jauh dari riba. Misalnya, menyimpan uang di bank syariah
2. Rahmat. Menggunakan uang untuk hal-hal yang diridhoi Allah SWT dan dalam rangka untuk meraih keridhoan-Nya. Misalnya, bersedekah dan silaturahim.

Terdapat tiga kunci sukses perencanaan keuangan, diantaranya membuat tujuan keuangan, melakukan budgeting sesuai tujuan keuangan dan melakukan pencatatan terhadap arus masuk keluarnya keuangan.

Pengelola keuangan di keluarga ku adalah suami ku, karena di dalam Islam yang menafkahi istri dan anak-anak adalah suami sehingga suami lebih tau detail manajemennya, sedangkan aku hanya memanajemen uang yang diberikan suami untuk kebutuhan rumah tangga, sambil menabung untuk kebutuhan yang lain. Sedikit bercerita tentang cara ku mengatur keuangan sebagai ibu rumah tangga adalah sebagai berikut:

1. Menenetapkan tujuan keuangan
Sebelum kami memiliki tujuan keuangan, hal utama yang kami miliki adalah tabungan dana darurat dan asuransi.

Dimana menurut website Kemenkeu, menerangkan minimal untuk yang belum menikah memiliki 6 kali pengeluaran berbulan, yang sudah menikah sebanyak 9 kali pengeluran perbulan dan jika sudah menikah ditambah anak sebanyak 12 kali lipat pengeluaran perbulan. Dana darurat sebaiknya disimpan dalam bentuk liquid, atau mudah dicairkan jika sewaktu-waktu dicairkan. Untuk dana darurat, aku menyimpannya di bank Jago Syariah dalam bentuk deposito syariah. Ini cukup liquid karena bisa dipilih untuk kapan uang tersebut cair beserta bagi hasil yang diperoleh, misalnya dalam satu bulan, 3 bulan, 6 bulan, dst. Walaupun imbal hasilnya tidak seberapa (sekitar 4% per tahun), paling tidak uang kita terhindar dari inflasi yang rata-rata 5% pertahun. Serta, di bank Jago Syariah tidak ada biaya administrasi perbulan, sehingga aku murni mendapatkan imbal hasilnya^^.

Untuk asuransi, kami hanya menggunakan BPJS yang dibayarkan kantor, tapi menurut kami ini sudah cukup, karena fasilitas BPJS sudah bisa men-cover jika sewaktu-waktu perlu perawatan di rumah sakit. Kami juga menyisihkan uang setiap bulannya untuk dana kesehatan, hal ini karena kami membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih baik di luar BPJS seperti untuk perawatan gigi, mata, pemeriksaan kesehatan rutin, ataupun ke klinik dokter (tanpa BPJS).

Setelah kamu aman dengan dana darurat dan asuransi, pastikan selanjutnya kamu memiliki tujuan keuangan, yaitu artinya memiliki dana simpanan dengan tujuan yang jelas. Misalnya, menabung untuk membangun rumah, menikah, atau naik haji. Kalau tujuan keuangan yang keluarga kami buat adalah untuk membangun rumah, silaturahim (keluar kota dan keluar negeri) dan dana pensiun.

Aku menyimpan beberapa tujuan keuangan ini pada tempat-tempat yang berbeda:
a. Untuk jangka pendek (sekitar maksimal 1 tahun)
-> Misalnya untuk tujuan silaturahim, aku menyimpannya di reksadana (obligasi dan pasar uang), dengan aplikasi Bibit, Makmur dan deposito syariah di Bank Jago Syariah.
b. Untuk jangka menengah (sekitar 2-3 tahun)
-> Misalnya untuk tujuan membangun rumah, aku menyimpannya di reksadana (obligasi) dengan aplikasi Bibit dan P2P Syariah dengan aplikasi Alami dan sukuk dengan aplikasi Bizhare.
c. Untuk janga panjang
-> Misalnya untuk dana naik haji dan dana pensiun, aku menyimpannya di saham dan kripto dengan aplikasi Nanovest.

Sebelum melakukan investasi, pastikan kamu memahami profil resiko serta product investasi yang kamu pilih ya!

2. Melakukan budgeting
Ada beberapa metode bugdeting, seperti metode yang dilampirkan di situs Manulife ini, yaitu metode 50/30/20 yang mewakili persentasi kebutuhan (50), keinginan (30) dan masa depan atau utang (20).

  • 50% untuk kebutuhan, meliputi sewa atau cicilan rumah, belanja bahan masakan, utility, dan lain-lain.
  • 30% untuk keinginan, mulai dari yang besar seperti travellinghangout, sampai yang kecil seperti biaya langganan streaming
  • 20% untuk masa depan atau utang, yaitu tabungan dan investasi atau kartu kredit.

Jika aku, menerapkan budgeting yang berbeda, yaitu dari setiap uang yang diberikan suami setiap bulannya serta dari pendapatan ku, aku membuat pocket-pocket di bank Jago Syariah yang terdiri dari:
1. Kebutuhan sehari-hari (daily needs)
2. Uang jaga-jaga + WIFI
3. Untuk orangtua dan keluarga
4. Tabungan kesehatan
5. Tabungan silaturahim
6. Tabungan Azila

Tampilan bank Jago Syariah dan pocket yang kugunakan untuk budgeting

Intinya, apapun metode yang kamu gunakan, budgeting ini membuat kita bisa mengontrol diri, menetapkan sesuatu pada tempatnya dan mengetahui signal-signal tertentu terkait keuangan kita. Misalnya, saat uang kebutuhan sehari-hari sisa sedikit padahal masih di awal bulan, tentu kamu perlu berhemat dan menahan diri dari hal-hal yang konsumtif.

3. Mencatat arus masuk dan keluar

Mencatat arus masuk dan keluar ini bermanfaat untuk kita bisa mengevaluasi keuangan kita, baik apa yang harus diperbaiki, apa yang harus ditambah, ataupun rencana kedepannya. Jika kita tidak mencatatnya, kita merasa semuanya baik baik saja atau kita tidak tahu masalahnya ada dimana, sehingga hal ini perlu dibuat menjadi salah satu kebiasaan baik juga^^. Sudah banyak aplikasi mobile gratis yang bisa kita gunakan.

Hal yang penting untuk dicatat, adalah mencatat jumlah harta kekayaan mu ya! Jika aku mencatatnya setiap periode tertentu, yaitu setiap tahun, jika seorang pengusaha/profesi tertentu bisa menyesuaikan dengan jumlah hartanya. Hal ini karena jika harga kita sudah mencapai nishab dan haul, yaitu 85gram emas (per 20 january 2024 setara dengan Rp 90.770.650) yang telah disimpan selama 1 tahun, tentu kita (sebagai Muslim) mempunyai kewajiban untuk membayar zakat maal.

Ohya, aku ingin sedikit berbagi kode referral jika kamu tertarik menggunakan aplikasi berikut ya! Juga, jika ada pertanyaan bisa juga menghubungi ku lebih lanjut:

  • Bank Jago Syariah (bank digital, tanpa biaya admistrasi, tanpa biaya transfer ke rekening bank apapun): AZIDCF16
  • Bibit (reksadana, FR, dll): azilanuzwar
  • Makmur (reksadana): AZILANUZWAR
  • Nanovest (nabung saham US dan kripto): azilanuzw513

Sekian yang dapat ku ceritakan dan terimakasih sudah membaca^^.

Catatan Akhir Tahun 2023

Alhamdulillah, apa kabar? sudah lama sekali ya rasanya aku tidak menulis, sudah lama sekali rasanya aku tidak merenung. Aktivitas yang akhir-akhir ini padat, nyatanya masih ada waktu kosong yang aku belum pandai dalam me-manage nya dengan baik.

Sudah lama sekali aku tak membiarkan diriku mengalir dalam suatu tulisan utuh, ah tulisan ku saat ini berantakan sekali. Aku bingung saat ini, tahun ini pun juga penuh dengan kebingungan. Bahagia ku hilang, saat aku terlalu sibuk dengan dunia hingga ibadah ku tak sekhusyuk biasanya.

Sudah lelah sekali tubuh ini. Untuk bertahan tak mampu, untuk menyerah pun ku belum ikhlas. Tapi yang penting, Alhamdulillah Allah SWT memberikan satu hadiah terbesar dalam kehidupan kami, yaitu menjadi orang tua setelah 2 tahun kami menikah :”).

Aku ingin menulis lagi, aku ingin dekat lagi kepada Allah SWT, aku ingin maksimal menjalankan tugas ku sebagai istri dan ibu, aku ingin berdaya, aku ingin bermanfaat dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Aku ingin berubah tahun 2024 ini!

Bismillah, ayo kita mulai lagi^^

Agar Tetap Sehat dalam Bekerja

Tidak ada pekerjaan yang sebenarnya mudah. Setiap pekerjaan tentu punya problematikanya tersendiri, yang mana dalam menghadapi problem yang kompleks tersebut, setiap kita tentu punya respond yang berbeda-beda dalam menyikapinya. Dimana respond tersebut dapat diliat dari tanda-tanda pada diri kita sendiri, apakah kita tetap tenang atau mengalami stres. Jikalau tanda-tanda itu berupa kurang fokus, sulit tidur, kepikiran pekerjaan meskipun sedang libur, mengigau saat tidur, pusing kepala, menangis, atau berbagai hal negatif lainnya, sudah dapat dipastikan kita sedang stres, yang menuntut kita untuk mengenal kebutuhan diri dan melakukan penyesuaian.

Setiap merasakan stres hingga tingkatan tertentu, tak jarang akan terbersit keinginan untuk resign meskipun tentu belum tentu saat kita sudah resign, maka semua masalah kita akan hilang. Hidup adalah rangkaian ujian dan cobaan, yang kita mesti memahami hal itu.

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan, jika kita merasakan kita sedang tidak ‘sehat’ untuk bekerja dan agar kita bisa ‘sehat’ dalam bekerja:

  1. Meluruskan niat

Meluruskan niat adalah topik yang tak bosan-bosannya kita mesti kunjungi karena tanpa niat ibadah, semuanya kan sia-sia. Niatkan bekerja untuk ibadah, untuk berkontribusi, tanpa melupakan hak-hak kita juga dalam bekerja^^. Hal-hal sederhana seperti sabar dan syukur, sangat besar dampaknya dalam pekerjaan.

2. Bertanya pada diri sendiri hingga bisa menemukan akar dari masalah tersebut

Banyak pertanyaan yang cukup dijawab oleh diri kita sendiri karena kitalah yang memiliki kontrol penuh terhadap hal tersebut. Bertanya pada diri sendiri dengan penuh kejujuran bahwa apakah yang sebenarnya kita benar-benar inginkan sehingga hal tersebut menjadi sebuah masalah bagi kita. Misalnya, kenapa kita sedih ketika rekan kerja tidak menghargai kita? dimana jawaban ini akan tentu berbeda-beda pada setiap orang.

3. Menyadari phase-phase di dalam pekerjaan

Satu tahun pertama bekerja seringkali tahapan yang cukup stressfull karena kita membutuhkan adaptasi yang tinggi terhadap berbagai tuntutan dan kemampuan. Tapi sesudah itu, barulah kita akan merasa cukup mudah dalam melaluinya.

4. Menetapkan batas-batas dengan pekerjaan

Di dalam setiap hal, perlu adanya batas minimum dan batas maksimum. Termasuk dalam pekerjaan, yang sederhananya dapat diliat dari kapan kita mulai bekerja dan kapan kita harus berhenti bekerja. Jika jam kerja usai, ya sudah. Tidak harus kita menyelesaikan semuanya meskipun hal itu permintaan stake holder yang kita tentu bisa mendefinisikan urgensinya. Diri dan keluarga punya hak atas diri kita sendiri. Jangan ragu juga jika beristirahat sejenak di jam bekerja, karena jika kamu memaksakan diri, bisa jadi suatu saat kamu meledak emosinya dan memutuskan resign, maka akan lebih panjang lagi urusannya. Tidak menginstall Slack di HP juga adalah salah satu cara menetapkan batas itu.

5. Berada di pertengahan

Salah satu wujud aplikasinya adalah tetap santai dalam bekerja, karena meskipun kita bersemangat, belum tentu oranglain memiliki ritme yang sama dengan kita. Meskipun kita semangat membangun Quality Culture, belum tentu yang lain memiliki ritme yang sama juga dengan kita, serta berbagai contoh lainnya. Tidak semua orang akan menghargai kita di pekerjaan, ya sudah santai saja, jangan diambil hati, toh kita sudah memberikan yang terbaik di pekerjaan kita^^.

6. Terus belajar meningkatkan soft skill dan hard skill

Pekerjaan full-time seringkali menuntut kita sudah merasa nyaman dengan kemampuan kita saat ini. Terus belajar akan membuat kita lebih mudah dan lebih baik dalam pekerjaan kita saat ini, ataupun pekerjaan kedepannya, meningkatkan kepercayaan diri dan kontribusi.

Setiap kita tentu punya caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah. Apapun cara penyelesaiannya, pastikan diri kita sehat ya! Tidak hanya sehat tubuh, tapi sehat juga di batin^^. Alhamdulillah~

5 Kesalahan Pertamaku sebagai QA

Sebelumnya, aku ingin mengucapkan terimakasih, kepada company yang telah memberi kesempatan pertama bagi ku untuk intern sebagai QA dan kepada company yang telah memberi kesempatan bagi ku untuk menjadi satu-satunya QA saat itu, yang kini di tim QA sudah memiliki tiga orang QA dengan aku yang tertua di sana wkwk. Cukup banyak kesalahan yang aku lakukan tapi aku juga banyak belajar dari hal tersebut, yang lima diantaranya adalah:

1. Langsung terjun ke automation, tanpa punya pengetahuan terhadap dasar-dasar testing

Keinginanku untuk terjun ke bidang QA, dimulai dengan mengikuti bootcamp automation. Dimana pada umumnya, bootcamp itu sebagai langkah awal untuk terjun di bidang IT. Tidak ada yang salah dengan mengikuti bootcamp automation tentunya, tapi yang salah adalah saat kita belum mempelajari dasar-dasar testing secara holistic.

Saat di fase tersebut, aku terlalu fokus pada berbagai tools automation, cara membuat script dan melakukan asserting. Padahal, automation test diperlukan setelah berbagai rangkaian manual testing dilakukan terlebih dahulu, dalam pedoman test heuristics.

Tapi, pengalamanku belajar basic automation saat bootcamp, terlebih saat itu aku menempati rangking 2 di kelas, membuat ku bisa melaksanakan technical test saat mengikuti seleksi QA, meskipun tools yang digunakan adalah Cypress, yaitu tools yang tidak aku pelajari ketika bootcamp.

2. Kurang tepat dalam mendefinisikan defect dan bug

Dalam hal ini, defect adalah kesalahan yang ditemui saat testing di server staging, saat fitur tersebut belum release ke production, dan bug adalah kesalahan yang ditemui saat fitur tersebut sudah di production. Ada beberapa fitur yang kompleks yang saat aku tidak tepat dalam mendefinisikan defect yang ditemui sebelum release, akan membuat developer merasa hal tersebut bukanlah defect, melainkan sesuatu yang sudah sesuai requirement sebelumnya. Hingga kemudian hal itu bisa benar-benar terjadi di production (bug) lalu mengganggu flow beberapa user.

Hal inilah yang membuat ku menyadari betapa pentingnya mendefinisikan defect dengan benar, dengan report yang jelas, baik dalam struktur serta penulisan yang efektif, terutama ketika melakukan reproduce bug. Agar memudahkan developer dalam memahami, melakukan debugging hingga melakukan perbaikan.

3. Terlalu lama merasa cukup

Awalnya, aku merasa cukup dengan pengalaman belajarku di bootcamp dan tutorial pembelajaran di YouTube. Cara belajar yang hanya mengandalkan dua hal tersebut, terlebih tidak memiliki learning path, membuatku menjadi QA yang apa adanya, yang jarang memberikan masukan.

Padahal dalam bidang tech, semuanya berkembang sangat cepat, yang membuat kita perlu untuk terus belajar dan bertumbuh.Tentu, kita akan mengalami berbagai fase, terkadang kita semangat, terkadang sudah merasa cukup. Dimana kedua hal ini baik saat sesuai porsinya. Adanya berbagai sumber belajar, baik itu article para expert QA, learning path Applitools, Udemy, Coursera, komunitas ISQA, buku, dllnya, membuat kita meningkatkan skill self-learning agar bisa bijak dalam memutuskan untuk learn, unlearn atau relearn . Mengingat bahwa quality adalah sesuatu yang akan terus bertumbuh, karena pada dasarnya:

Quality itu berhubungan dengan awareness kita dalam melihat sesuatu yang belum tepat dan atau bisa lebih baik lagi, lalu melakukan action perbaikan.

Selain self-learning, critical thingking & communication, adalah beberapa skill yang sangat penting dimiliki di bidang tech ini. Bahkan dalam hal searching di Google pun, kita penting memasukkan keyword yang tepat hingga bisa menemukan berbagai sumber belajar yang penting.

4. Tidak merasakan menjadi real user di production

Menjadi real user itu penting bagi seorang QA, untuk merasakan real experience nya, satu komunitas dengan user tersebut, bisa tahu problem dan pertanyaan apa yang sering muncul dari mereka dalam menggunakan product kita, sekaligus bisa menemukan bug juga^^.

Sekarang aku sudah merasakan menjadi real user di production di beberapa product di company ku, dimana ternyata membuat ku menemukan beberapa bug yang tidak dilaporkan oleh user, karena user tidak menyadarinya ataupun cukup lelah untuk itu.

5. Membawa masalah pekerjaan ke dalam keluarga

Setiap pekerjaan tentu ada problematikanya tersendiri, baik di dalam pekerjaan ataupun ada kaitannya dengan pekerjaan. Misalnya saat aku terlalu sibuk dan atau lelah di pekerjaan hingga lupa memasak buat keluarga :”). Hingga akhirnya aku menyadari bahwa mau sesulit apapun pekerjaan kita, it is only a job, job must be done, but family is number one. Di dalam pekerjaan akan selalu ada hal yang tidak menyenangkan, tapi selalu ada banyak hal yang disyukuri. Perlu diingat bahwa membangun kepercayaan itu butuh waktu, membangun good quality practice di setiap anggota tim juga membutuhkan waktu.

Sekarang, aku sudah berusaha untuk menjalankan tugas ku sebagai ibu rumah tangga yang baik dan tetap profesional di dalam pekerjaanku. Terimakasih sudah membaca^^

Tentang Cinta

Bismillahirrohmanirrohim, Alhamdulillah. Tentang cinta memiliki definisi yang sangat luas bergantung kepada subjek dan objek dari cinta itu. Tapi, jika berbicara cinta dari perspektif pernikahan, bahwa ia adalah sesuatu yang mesti dibangun dan dirawat.

Seseorang yang menjadi pasangan hidup kita tepat setelah akad terucap, sungguh menyimpan misteri yang sangat luar biasa, tentang takdir Allah SWT yang kita sulit untuk memahaminya. Ada sangat banyak hal tak terduga, tiba-tiba ataupun memikirkannya kembali kan membuat diri merasa terheran-heran sendiri. Bayangkan saja, seseorang yang berasal dari keluarga yang berbeda, dari tradisi yang berbeda, dari karakter yang berbeda, tiba-tiba kan hadir menjadi seseorang yang berada di samping kita :”). Ia adalah seseorang yang Allah SWT kirimkan tenang doa-doa yang dulu pernah dipanjatkan. Ia adalah seseorang yang entah kenapa memilih percaya pada kita dimana tentu ada banyak pilihan calon di luar sana. Ia yang berjuang untuk meyakinkan hal ini pada orangtuanya. Ia yang terus berusaha lebih baik untuk memegang tanggungjawab di dalam keluarga. Ia yang memilih untuk berlelah-lelah membangun keluarga di saat ada banyak hal menyenangkan yang dapat ia lakukan. Ia yang menerima begitu banyak kekurangan kita. Ia yang tak mengenal kita tapi memilih percaya kepada kita:”).

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan – pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir

Q.S.Ar-Rum: 21.

Tentang jodoh benar-benar menguak misteri yang sangat luar biasa. Jalan menujunya juga Allah SWT jadikan mudah dengan adanya orang-orang yang bersedia membersamai. Ada pula banyak hal sulit tentunya sebagai hal yang disyukuri sebagai bukti perjalanan panjang ini. Ada pula banyak hal yang dikhawatirkan, apakah budayanya akan sesuai, apakah pasangan kan bisa mencintai kita, apakah kita bisa membuatnya bahagia, apakah kita bisa melalui semua kesulitan dengan baik-baik saja, serta berbagai hal lainnya. Walau, tetap ada rasa canggung yang sangat luar biasa nantinya bersama pasangan karena belum terbiasa, tapi semoga di dalam setiap prosesnya Allah SWT memberi kemudahan, rahmat serta keberkahan-Nya.

Maka, mungkin hal ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan dalam ikhtiar mendapat jodoh terbaik:

  1. Berdoa kepada Allah SWT untuk memberikan jodoh yang bersamanya kita mampu meraih keridhoan Allah di dunia dan akhirat, memohon jodoh terbaik kepada Allah
  2. Membersamai doa dengan iktiar memperbaiki diri, mengenal diri untuk menemukan kebutuhan diri dalam perjalan panjang ini, serta mencari jodoh, baik itu menawarkan diri ataupun mempertimbangkan tawaran orang lain
  3. Bermusyawarah kepada keluarga, calon pasangan dan pihak-pihak yang dapat memberikan masukan dalam pertimbangan
  4. Sholat istikhoroh untuk memberi kemantapan hati dalam pilihan, berharap dimudahkan jalan atau diberikan jalan terbaik yang telah Allah SWT tetapkan
  5. Terus belajar dan berusaha lebih baik sebagai salah satu bukti syukur karena Allah SWT telah memberikan pasangan kepada kita:”)

Kenapa dan Bagaimana Menjadi Istri Bekerja

Bismillahirrohmanirrohim. Satu tahun ini aku full-time menjadi ibu rumah tangga dan dua bulan terakhir ini aku juga full-time bekerja. Ada banyak dilema di antara dua keputusan ini, yang mungkin menjadi dilema ibu-ibu pada umumnya, apakah menjadi ibu rumah tangga, ataupun juga ibu bekerja.

Kenapa Bekerja

Sepemahaman ku tentang pandangan Islam terhadap tugas seorang wanita yang sudah menikah, ia memiliki tiga peran:
1. Sebagai istri (menempati posisi terbesar)
2. Sebagai ibu (menempati posisi kedua)
3. Peran sosial (porsinya sangat kecil), kecuali untuk beberapa kondisi misalnya pekerjaan yang sebaiknya dilakukan wanita.

Pemahaman ini yang benar-benar sudah tertanam di dalam pemikiran ku, bahwa peran seorang ibu di dalam keluarga sangat penting, terutama dalam support system suami dan pertumbuhan anak-anak. Lalu, kenapa aku bekerja?

1.Saat ini kita belum dikaruniai keturunan.

Lalu, apakah saat Allah SWT mengaruniai keturunan, aku akan berhenti bekerja?
Jawabannya adalah melihat kondisinya nanti. Kemungkinan besar adalah aku mengajukan kerja part-time di tempat aku bekerja sekarang; atau resign dari pekerjaan dan mencari pekerjaan free-lance; atau tidak bekerja selama dua tahunan hingga anak cukup besar lalu mulai mencari pekerjaan kembali; atau tetap bekerja saat berlaku cuti melahirkan 6 bulan; ataupun kemungkinan lainnya. Walaupun sekarang aku bekerja remote dari rumah, tetap saja aku punya kewajiban terhadap suami dan anak-anak ku nanti.

2. Sebagai bentuk kontribusi sosial

Pekerjaan juga menjadi ibadah saat kita meniatkan keseluruhan rangkaiannya dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Jika ini adalah tujuan kita, maka setiap prosesnya akan menjadi sesuatu yang kita syukuri.

3. Meningkatkan produktifitas

Menjadi ibu rumah tangga sebenarnya sudah memiliki banyak pekerjaan di rumah diantaranya memasak, bebersih, menyiapkan kebutuhan suami, dll. Tapi, akan selalu ada banyak waktu kosong, yang jika tidak ada agenda wajib di dalamnya maka waktu tersebut akan berbahaya terutama pengaruhnya terhadap mental health. Seperti tidak bekerja akan membuat kita lebih mudah stres.

4. Melatih empati dan kedewasaan

Di dalam pekerjaan, selalu ada masalah. Kecil ataupun besar, umumnya akan sangat berdampak untuk wanita, karena nalurinya yang lebih mudah baper :”). Semoga ini bisa jadi bahan latihan untuk menjadi seseorang yang kuat mental.

Bagaimana Menjadi Istri Bekerja

Latar belakang pendidikan ku adalah Rekayasa Pertanian. Tapi, sekarang aku sudah banting setir menjadi seorang yang bekerja di bidang IT, yaitu sebagai Software Quality Assurance engineer. Bidang ini atas saran suami, dimana aku bisa mencari pekerjaan remote dan Alhamdulillah, pekerjaan ku bisa dikerjakan remote^^. Meskipun bekerja dari rumah, bukan berarti akan lebih mudah, tapi juga cukup melelahkan dimana mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan kantor juga pada week-days. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa teman-teman lakukan:

  1. Setelah melakukan ibadah di waktu shubuh, segera kerjakan pekerjaan rumah. Jangan lakukan hal lain terutama membuka social media seperti YouTube, yang bisa membuat kita lupa waktu dan banyak hal yang tidak sempat dikerjakan.
  2. Saat jenuh bekerja, lakukan istirahat dengan mengerjakan hal-hal kecil di rumah. Seperti menyiapkan cemilan buah untuk suami, menyiapkan bahan makanan, dll.
  3. Manfaatkan weekend dengan baik untuk bebersih rumah, food preparation, belajar serta urusan lainnya. Seperti memilah sampah untuk disalurkan ke pengelola, menyiapkan bumbu dasar, ikut course, cek kesehatan, dll.
  4. Membuat list belanja setiap akan berbelanja serta list kegiatan yang akan dikerjakan dalam minggu ini. Serius, ini membantu banget agar tidak ada yang terlewat.
  5. Menjadikan pekerjaan kita sebagai hobi agar kita nyaman dalam mengerjakannya^^.
  6. Minta bantuan suami. Seperti saat sakit minta bantuan suami untuk memasak, dll.

Berikut beberapa alasan kenapa dan bagaimana aku bekerja, dimana aku masih terus berusaha menyesuaikan flow agar kewajiban di rumah tetap terlaksana dan tetap profesional dalam bekerja, sambil terus berdoa dan berusaha untuk segera menjadi seorang ibu. Semoga kita bisa terus meluruskan niat dan menjaga setiap prosesnya dengan baik dan semoga berkah~

Seni Mengenalkan Uang pada Anak

Bismillahirrohmanirrohim. Berikut adalah resume singkat dari webinar kolaborasi Hannah Indonesia dan Bank Hijra yang disampaikan oleh mbak Ilma Dina, dengan didampingi mbak Qonitah sebagai moderator.

Di dalam kehidupan yang begitu kompleks, terdiri dari berbagai interaksi antara sesama manusia dimana setiap interaksi itu melibatkan uang. Uang tidak hanya sekedar alat tukar, tetapi adalah sesuatu yang terlibat di dalam sistem (input – proses – output) yang perannya ialah sebagai input. Oleh karena uang berupa input, tentu output nya bergantung kepada prosesnya. Proses inilah yang sederhananya kita sebut dengan peran.

Kehidupan sederhananya ialah tentang peran. Setiap hal kecil ataupun besar yang manusia lakukan, itu adalah peran. Sebagai muslim, setiap peran kita sejatinya adalah agar menghasilkan output berupa kedekatan dengan Allah SWT. Dari sini, kita belajar tentang pondasi tentang apa itu uang, yaitu berupa input/karunia/titipan agar kita bisa memaksimalkan peran kita, agar bisa semakin mengenal Allah dan semakin dekat dengan Allah SWT. Bahwa, segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Kita semestinya tak perlu khawatir tentang uang (sebagai rezeki yang Allah swt sudah tetapkan atas kita), karena saat kita bisa memaksimalkan peran sebagai khalifah di muka bumi, maka Allah SWT akan memberikan banyak input termasuk uang agar kita bisa menjalankan peran dengan baik. Pondasi inilah yang harus kita pahami selaku orangtua untuk bisa kita kembali tanamkan kepada anak.

Mengenalkan uang pada anak tak serta merta mengajarkannya cara memperoleh uang dan bagaimana mengelolanya. Tetapi, menanamkan pondasi tauhid yang kuat tentang uang sebagai titipan, dengan beberapa tahapan, di setiap usia pertumbuhannya, agar kelak anak bisa hidup dengan seutuhnya.

Anak memiliki periode yang sensitif dalam setiap tahap perkembangannya yang penting untuk kita maksimalkan. Anak usia 0-2 tahun belajar dari mendengarkan; usia 2-6 tahun belajar dari melihat; usia 7-10 tahun atau pre-baligh satu dimana anak memiliki kepekaan hati sehingga bisa dibilang sensitif; usia 11-14 tahun atau pre-baligh dua dimana anak sudah siap menerima ilmu hingga akhirnya di usia 15 tahun/usia baligh, anak sudah berfokus pada amal. Amal yang akan membuatnya semakin dengan dengan Allah SWT.

Pada dasarnya, tugas kita selaku orang dewasa ialah mendampingi dan mendidik anak kita dalam setiap tumbuh kembangnya hingga anak baligh. Dimana beberapa tahapan seni mengenalkan uang dimulai dari:

a. usia 0-6 tahun: Konsepsi. Mengenal dan menumbuhkan cinta terhadap Allah SWT sebagai pencipta dan penjamin rezeki. Anak belajar dari proses bermain, karena menstimulasi pendengaran, penglihatan dan juga hatin.
b. usia 7-10 tahun (pre baligh I): Adab. Mengenal Sunnatullah, alam, bumi dan kehidupan.
c. usia 10-14 tahun (pre baligh II): Ilmu. Mengenal diri, potensi diri dan bakat.
d. usia 15 tahun (baligh): Amal. Kontribusi dan peta kebermanfaatan diri untuk bumi Allah SWT.

Beberapa tips mengenalkan uang pada anak dapat dilakukan dengan:

  1. Di dalam memanfaatkan uang, tanamkan pola pikir Allah-centric self-regulation. Dengan menanyakan kepada diri tiga hal: “Allah suka nggak? Bermanfaat nggak? sesuai value keluarga nggak?”.
  2. Di dalam mengenalkan peran uang, gunakan project-based-learning, dengan membangun diskusi rutin dengan anak tentang hal-hal yang menjadi ketertarikan mereka. Diantaranya dengan menanyakan “apa yang kamu suka?, apa yang kamu inginkan? apa ’cause’ nya? Apa yang kamu butuhkan untuk memperjuangkan nilai tersebut?”
  3. Menguatkan fondasi tauhid, bahwa “Sesungguhnya kita adalah milik Allah, dan kepada-Nya lah kita kembali“.

Sekian tulisan singkat ini, sedikit quotes penutup dari mbak Ilma bahwa “Jangan pernah khawatir dengan rezeki anak-anak kita. Khawatirlah jika fitrahnya pudar, lalu tak jadi peran apapun sehingga rezekinya berkurang”.

Opini Penulis

Tak hanya tentang uang, webinar mengingatkan penulis untuk sering bertanya kepada diri sendiri tentang tiga hal, yaitu “Allah suka nggak? Bermanfaat nggak? sesuai value keluarga nggak?”. Kembali menjadikan Allah-centric self-regulation sebagai pola pikir kita. Alhamdulillah, webinar yang keren^^

Beberes!

Bismillahirrahmanirrahim.

Islam, ialah agama yang menjadikan kebersihan sebagai hal yang mesti diperhatikan dalam keseharian. Diantaranya adanya syariat wudhu’ sebelum shalat, mandi wajib di waktu-waktu tertentu, sunnah memotong kuku di hari Jum’at, serta berbagai hal lainnya tentang pentingnya menjaga kebersihan sebagai bagian dari diterimanya ibadah. Baik laki-laki ataupun wanita penting untuk senantiasa menyukai kebersihan, dimana hal tersebut tanpa disadari menunjukkan kebaikan akal dan budi seseorang.

Wanita memiliki peran yang besar dalam menjaga kebersihan rumah sebagai tempat yang ia diamanahi oleh suaminya untuk bisa senantiasa nyaman di dalam rumah tersebut. Kategori rumah yang nyaman diantaranya bersih dan rapi. Maka tak jarang jika ditemui rumah yang kotor, pasti pandangan kita langsung tertuju kepada perempuan didalamnya.

Wanita juga erat kaitannya dengan tugas berbelanja, window shopping atau melihat-lihat barang adalah salah satu hiburan wanita pada umumnya. Ditambah dengan adanya toko online dengan berbagai flash sale, gratis ongkir dan berbagai promo lainnya, akan membuat wanita menjadi seperti orang penting yang membutuhkan banyak hal sehingga keranjang belanja menjadi banyak. Padahal barang-barang tersebut hanyalah sekedar keinginan, bukan kebutuhan. Tentang kebersihan, kerapian rumah dan berbelanja, apakah kaitannya?

Kebersihan dan kerapian tersebut sangat berkaitan. Rumah yang bersih akan sekaligus menjadi rapi. Bersih dan rapi akan menjadikan penghuninya nyaman di dalam rumah. Utamanya, agar aktivitas ibadah menjadi lancar. Kebersihan dan kerapian rumah akan berdampak kepada minimumnya jumlah belanjaan, yang otomatis akan menghemat pengeluaran keluarga juga. Seperti saat kita melihat barang dengan harga murah dan kualitas baik, siapapun wanita tentu akan tertarik. Tapi justru, itulah bahayanya. Keinginan untuk banyak berbelanja, mengoleksi, dll justru membuat rumah semakin banyak berisi barang-barang yang sebenarnya bahkan tidak terlalu dibutuhkan atau barang dengan fungsi yang sama dengan yang sebelumnya, namun jika dibuang pun masih terasa sayang. Lalu, apakah solusinya?

Setiap orang punya cara dan filosofinya sendiri dalam beberes rumah. Minimalis, adalah salah satu trend saat ini untuk atau bisa dibilang hidup dengan sederhana. Tapi, tentu parameternya berbeda lagi untuk setiap orang tentang apa “sederhana” itu. Dimana jika diartikan secara umum, sederhana berarti cukup atau di tengah-tengah. Parameternya tentu berbeda-beda bergantung setiap orang tentang pilihan ‘ditengah-tengah’ ini. Namun, penting untuk bisa membedakan antara sikap pelit dah hemat ataupun dermawan dan mubazir. Dalam memilih hidup sederhana. Karena terkadang perbedaannya sangat tipis, dan bisa jadi sikap kita yang merasa diri hemat padahal justru jadi menyiksa oranglain karenannya, bahwa betapa kita membutuhkan petunjuk Allah SWT dalam setiap urusan kita.

Seseorang yang terbiasa beberes, maka hidupnya akan rapi. Jika hidupnya rapi, maka ia akan tidak cenderung berbuat kerusakan. Sederhananya, masalah bangsa dapat diselesaikan dengan beberes:”). Berikut adalah beberapa cara yang mungkin bisa diterapkan terhadap barang-barang:

  1. Pertama, penting untuk mengetahui apa-apa saja barang yang sudah kita miliki. Hal ini dilakukan agar kita bisa memanfaatkan dengan optimal apa-apa yang sudah dimiliki, tidak membeli barang yang sama untuk kesekian kali dan rumah pun menjadi lebih bersih. Cara yang dapat dilakukan dengan mengelompokkan barang-barang berdasarkan jenisnya. Misalnya, kumpulan jilbab, kumpulan kaus kaki, kumpulan perabotan makan, dll. Dari sini, kita akan menyadari betapa banyaknya barang yang sudah dimiliki, mudah menemukan dan menggunakannya, dan tidak membeli barang dengan fungsi yang sama kembali.
  2. Untuk setiap jenis barang, pisahkan menjadi empat kategori besar yaitu 1)barang yang digunakan, 2)yang didonasikan, 3)yang dibuang dan 4)yang belum diputuskan. Setiap apa yang kita miliki tentu akan dihisab di hari akhir akan fungsi manfaatnya:”). Setiap barang disekitar kita haruslah memiliki fungsi, jika tidak maka bisa menyisihkannya kembali apakah itu untuk dibagikan kepada oranglain, dibuang karena sudah tidak layak atau belum diputuskan.
  3. Jika ingin berbelanja, pikirkan beberapa waktu sebelum memutuskan membelinya, atau jika perlu berdiskusilah dengan orang yang dapat dipercaya atau berkaitan. Apakah benar barang tersebut akan kita butuhkan atau tidak, barangkali orang disekitar kita sudah memiliki barang tersebut, atau ada barang lain yang kita sudah miliki yang dapat memberi fungsi yang sama. Hati-hati untuk tidak tergiur dengan diskon sehingga banyak berbelanja melebihi apa yang seharusnya.

Berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan terhadap beberes rumah:

  1. Membiasakan diri beberes rumah dimulai dari kamar. Dimana ini adalah tempat pribadi yang kita berlama-lama didalamnya dan tanggungjawab pribadi pula karena tiada keluarga atau orang lain yang memasukinya.
  2. Menjadwalkan waktu khusus untuk beberes setiap hari dan waktu-waktu tertentu. Diantaranya di pagi hari atau sore hari bergantung kebiasaan dalam keluarga. Waktu tertentu berberes misalnya ketika menyambut bulan Ramadhan dan menyambut hari raya.
  3. Membiasakan beberes terhadap kegiatan-kegiatan tertentu. Misalnya: setelah memasak langsung membereskan sampah-sampahnya; sebelum berangkat pergi ke luar sempatkan beberes agar ketika pulang maka tidak merasa stres karena rumah rapi; sebelum tidur agar ketika paginya sudah fresh dan siap bekerja, dll.
  4. Meletakkan sesuatu pada tempatnya. Artinya, setiap barang memang mempunyai tempatnya tersendiri di dalam rumah karena barang tersebut memiliki fungsi. Misalnya, cukup letakkan satu buku yang sedang dibaca saja di atas meja, sedangkan buku yang belum atau sudah dibaca, bisa diletakkan di rak buku.
  5. Memiliki sedikit barang dan minimumkan jumlah sampah. Diantaranya dengan berusaha menjalani prinsip zero waste walaupun belum mampu 100% untuk hal itu, paling tidak kita seharusnya berusaha bertanggungjawab terhadap sisa konsumsi kita. Hal yang dilakukan diantaranya berbelanja dengan totebag, menggunakan pembalut kain, mengolah sampah rumah tangga menjadi kompos, membawa botol minum sendiri, dll…
  6. Menyediakan tempat khusus yang kecil atau secukupnya untuk meletakkan barang-barang jika kamu sedang malas atau lelah untuk mengembalikan barang ke tempatnya. Hal ini sebagai langkah antisipasi, dimana kita juga memiliki waktu untuk ingin bersantai atau dalam keadaan terburu-buru. Usahakan hindari meletakkannya di atas meja belajar/kerja karena akan membuat kita pusing/jenuh/malas untuk memulai belajar atau bekerja dimana harus beberes terlebih dahulu.
  7. Mengajak oranglain bekerja sama untuk membersihkan rumah, terutama ketika membereskan barang-barang yang sifatnya bersama, hal ini akan meringankan tugas juga menyenangkan. Misalnya, mengajak suami/keluarga lainnya beberes gudang ketika hari libur.
  8. Terhadap tempat yang berisi barang-barang harian kita, jangan terlalu dipenuhi dengan barang. Dimana hal ini membuat kita sulit dalam menemukan, mengambil, mengembalikan, sehingga pada akhirnya akan berantakan kembali. Misalnya, tidak membuat lemari pakaian kita terlalu penuh.
  9. Meletakkan barang-barang yang kita rutin membutuhkannya setiap hari pada tempat yang mudah dijangkau. Misalnya, meletakkan wadah minum di dekat kita.
  10. Pastikan meja kerja/belajar bersih dan rapi, agar pikiran tetap fresh dan produktif^^

Tentunya, ada banyak hal teknis serta berbagai tips yang dilakukan seiring dengan pengalaman dan kebutuhan yang semoga akan ada tulisan lainnya yang melengkapi. Last but not least, mengutip tagline dari Gemar Rapi, yuk kita ‘Menata Diri, Menata Negeri‘ ^^ #KeluargaTahu

Last updated: 2022, March 15th

Be a farmer

Bismillaah, Alhamdulillah. Sudah tepat satu tahun aku menjalani usaha budidaya jamur di rumah. Keterbatasan lahan menjadikan kami (umi dan aku) menanam jamur awalnya di beberapa tempat, diantaranya dapur, halaman depan, dapur lantai dua, garasi samping, hingga akhirnya sekarang fokus ke dua tempat saja. Alhamdulillah, senang sekali rasanya:”). Ini adalah usaha yang paling lama aku jalani dan aku lah penanggungjawabnya, sangat terasa bahwa hal ini bisa membangkitkan kepercayaan diri Alhamdulillah.

Membangun usaha ini butuh waktu yang cukup panjang dan berat. Diantaranya persiapan bahan membeli serbuk kayu (dengan karung yang sangat besar) lalu membawanya dengan motor (terlebih harus bisa menjaga keseimbangan agar tidak jatuh), mencampurkan bahan-bahan yang dibutuhkan lalu mengaduknya hingga rata, memasukkannya ke dalam plastik hingga kemudian bisa disebut baglog, melalui prosea sterilisasi, proses penanaman (kultivasi) dan terakhir inkubasi. Proses budidaya jamur sangat vital di dua titik, yaitu ketika sterilisasi dan kultivasi (memindahkan bibit jamur) yang jika tidak berjalan seperti yang seharusnya (misalnya tidak steril) maka akan mudah mengalami kontaminasi, jika kontam, maka jamur gagal dipanen.

Jamur tiram putih jika sudah memasuki masa panen maka bisa dipanen setiap harinya dan jika jamur kuping membutuhkan waktu inkubasi yang lebih lama, akan tetapi jamur kuping bisa dikeringkan sehingga resiko kerugiannya kecil jika tidak terjual.

Pemasaran awalnya dilakukan secara online melalui laman Facebook pada grup online untuk berjualan, ketika awal memasarkan Alhamdulillah mendapat respon yang positif! tetapi keterbatasan sdm untuk mengantar ke alamat rumah dan keterbatasan lainnya membuat kami kemudian mengantarkan nya ke toko-toko kecil dan pasar tradisional dengan harga Rp5.000/bungkus dengan resiko jika tidak terjual menjadi tanggungjawab kami. Alhamdulillah, banyak sekali fase naik turun dalam usaha jamur ini, ada kalanya kami tak mampu memenuhi permintaan jamur (fase naik), ada kalanya pula jamur kami banyak yang tak terjual (fase turun), ada kalanya juga banyak yang berulang kali menanyakan jamur (fase naik), dll. Alhamdulillah lagi, dari usaha ini Allah SWT memberi rezeki untuk umi dan aku membeli HP baru:”), memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, menabung, bisa konsentrasi belajar TOEFL ITP tanpa les, dll.

Banyak sekali pelajaran dan hikmah yang diperoleh dari usaha ini yang ku tak mampu menuliskannya. Tapi, tentang rezeki, sungguh, jangan pernah khawatir akan hal itu, tugas kita ialah berdoa, berusaha, bersyukur dan merasa cukup. Setiap orang bisa membuat bisnis, tak selalu juga bisnis harus digital dan besar, banyak bisnis-bisnis kecil lainnya yang bisa kita lakukan bergantung terhadap apa yang kita dimudahkan di dalamnya dan jalan yang terbuka. Tak selalu juga bisnis harus dikembangkan untuk menjadi bisnis yang besar, terlebih jika itu bukanlah tujuan mu dan saat seseorang bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja itu sudah sangat cukup:”).

Alhamdulillah…

Design a site like this with WordPress.com
Get started