Bismillaah, Alhamdulillah. Mendidik anak dapat dilakukan bahkan sebelum seorang anak belum di lahirkan, diantaranya ialah dengan berusaha menjadi orangtua yang shaleh/ah untuknya. Jika orangtua lalai dalam mendidik anaknya sedari kecil, maka ia akan menanggung beban akibat kelalaiannya di masa tua, baik itu karena anaknya suka berbuat kerusakan, durhaka, tidak dewasa dan lain sebagainya. Seseorang ialah hasil dari proses pembentukan ia yang sebelumnya, dari setiap pengalaman-pengalaman yang ia lalui. Bisa jadi ada orang yang mudah sedih, takut, gelisah, ialah karena ia ketika berada di dalam kandungan merasakan banyak tekanan emosi negatif dari ibunya. Bisa jadi seseorang tidak percaya diri ialah karena ia sering di marahi dan menerima kata-kata kasar dari orangtuanya. Bisa jadi seorang anak tidak dekat dengan saudaranya ialah karena dari kecil tidak dibiasakan berinteraksi baik dengan saudaranya, serta banyak faktor penyebab betapa pentingnya peran keluarga dalam pembentukan karakter seorang anak:”).
Ada tiga orang yang akan senantiasa mendoakan kita, baik ketika hidup ataupun sudah meninggal, diantaranya ialah orangtua, anak dan pasangan. Akan tetapi, hanya anak yang sholeh/ah yang akan mendoakan kedua orangtuanya. Sudah menjadi kewajiban kita untuk bisa mendidik anak-anak, dimana sebelum seorang anak ditanya tentang pertanggungjawabannya terhadap orangtua, orangtua akan ditanya terlebih dahulu tentang pertanggungjawabannya terhadap anak. Sehingga penting untuk kita yang akan atau sudah menjadi orangtua bisa berusaha memberikan pendidikan terbaik terutama sedari dini agar ia tumbuh menjadi seorang manusia yang menjalankan tugas kekhalifah-annya dengan baik, dimana mengajarkannya perkara-perkara wajib dan sunnah, hal-hal yang bermanfaat, hingga kelak ketika dewasa ia menjadi anak yang bermanfaat. Tentu, saat kita ingin memiliki anak-anak yang berbakti kepada kita (sholeh/ah), maka kita mestilah menjadi anak yang berbakti kepada orangtua dengan minimal melakukan kewajiban kita. Berikut adalah faktor-faktor penyebab keruntuhan akhlak anak-anak:
- Kemiskinan yang melanda sebagian keluarga
- Pertengkaran orangtua
- Perceraian dan kemiskinan
- Masa lapang yang menguasai masa kanak-kanak dan remaja
- Pergaulan bebas dan pengaruh teman jahat
- Sikap buruk orangtua terhadap anak-anak
- Menonton film berunsur kejahatan dan seks
- Banyak pengangguran di masyarakat
- Kelalaian ibu bapak dalam mendidik anak
- Musibah anak yatim
Pendidikan anak diantaranya dapat dilakukan pada beberapa fase:
- Sebelum lahir: diantaranya dengan memilih pasangan yang shaleh/ah, berdo’a meminta anak yang sholeh/ah dan penuh keberkahan, berdoa sebelum berhubungan suami istri (untuk suami), selalu memperhatikan kehalalan rezeki yang diperoleh
- Ketika istri mengandung: diantaranya banyak berinteraksi dengan Al-Qur’an setiap waktu, banyak berdoa, memperbanyak amalan Sunnah, menjaga emosi untuk tetap positif dan stabil
- Ketika anak lahir: diantaranya memberikan pendidikan terbaik dalam setiap rangkaian usianya.
Tanggung jawab pendidikan terhadap anak diantaranya:
- Pendidikan iman
Penanaman akidah pada anak dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari tahap menghafal, memahami, ber’itiqad, lalu meyakini dengan sepenuh hati tanpa perlu dalil dan bukti. Jadi, tidak apa anak-anak mulai menghafal dulu walau ia belum memahaminya. Untuk mencapai i’tikad yang sempurna, kita tidak perlu mengajarkan cara berdebat dan ilmu kalam. Tapi, cukup memperbanyak membimbingnya banyak membaca Al-Qur’an serta tafsirnya, mempelajari hadist dan memahaminya, lalu tentang mengimplementasikan Al-Qur’an dan hadist dalam amal shaleh.
Pengajaran i’tiqad (keimanan) diibaratkan menanam benih unggul ke dalam jiwa mereka. Iman pada seorang anak kecil ialah ibarat tunas yang baru tumbuh. Selanjutnya, tunas tersebut dipelihara hingga ia tumbuh kuat dan kokoh. Dilarang untuk berdebat karena itu malah seperti memukul pohon dengan besi, dimana lebih banyak mudhorotnya dibandingkan manfaat.
Pendidikan iman juga diantaranya ialah dengan mengajarkan rukun iman, rukun Islam dan prinsip syariat. Prinsip Rasulullah saw dalam mengajarkan akidah diantaranya mengajarkan ‘La ilaha illallah’; mengajar anak tentang halal dan haram apabila ia mula memahami; menyuruh anak melakukan ibadah seawal usia tujuh tahun; dan mengajar anak mencintai Rasullullah saw, keluarganya dan Al-Qur’an. Orang tua semestinya dapat membimbing anak supaya beriman kepada Allah, kekuasaan-Nya dan keindahan ciptaan-Nya, semisalnya dari berbagai hal sederhana di alam semesta ini. Juga menanam semangat untuk tunduk, takwa dan pengabdian diri kepada Allah dalam hati anak-anak; serta menanamkan dalam diri mereka perasaan diawasi oleh Allah dalam setiap kelakuan dan keadaan.
Menanamkan iman juga harus dilakukan sebelum Al-Qur’an, agar tidak terjadi ‘trauma’ syariat. Karena bagaimanapun, anak kita ialah manusia, bukan seorang robot yang mesti hafal Al-Qur’an di masa waktu tertentu. Iman yang kuat itu kokoh, menjadikan ia mempengaruhi, bukan dipengaruhi.
2. Pendidikan Akhlak
Empat sifat yang banyak tersebar di kalangan anak-anak, yaitu berbobong, mencuri, memaki dan hedonisme. Kita harus mampu melihat penyakit yang dimiliki oleh anak-anak kita untuk kita mampu mendidiknya dengan baik. Pendidikan akhlak diantaranya mengajaran adab kepada orangtua, keluarga (saudara, om, tante, nenek, dll), tamu, tetangga, adab dalam berbicara, berpakaian, dan menanamkan rasa malu untuk perempuan.
3. Pendidikan Jasmani
Diantaranya membiasakan tata cara yang benar ketika makan, minum dan tidur; melindungi diri daripada penyakit berjangkit; berobat ketika sakit; mengamalkan prinsip ‘Tidak ada kemudaratan (dalam agama) dan tidak dibenarkan memudaratkan oranglain’; menggalakkan anak melakukan aktivitas riyadhoh dan suka berkuda; membiasakan anak hidup sederhana dan tidak memberi mereka kemewahan serta mendidik anak hidup dengan kesungguhan.
4. Pendidikan Mental
Dimana orangtua berkewajiban memberi anak pelajaran dan nasehat untuk kehidupannya; memberi kesadaran pemikiran misalnya dengan penerapan nilai yang berterusan, memberi teladan, membaca bersama dan berkawan serta menjaga kesehatan akal anak.
5. Pendidikan Psikologi
Perasaan negatif yang sering ada pada anak diantaranya malu, takut, rendah diri, hasad dengki dan marah. Penting untuk kita membimbing anak untuk mengobati penyakit hati nya hingga terbentuk lah akhlak yang mulia. Membantu ia menyadari titik kelemahannya agar jangan sampai ia tergelincir ke pintu-pintu maksiat.
6. Pendidikan Sosial
Anak jika tidak pandai dalam bersosial, ia dapat menjadi anak yang tidak percaya diri, angkuh/sombong (karena tidak tahu banyak orang yang lebih baik dibandingkan dirinya), dll. Pendidikan sosial diantaranya ialah menumbuhkan sikap takwa, persaudaraan, kasih sayang, mengutamakan oranglain, pemaaf dan berani; memelihara hak-hak oranglain (hak ibu bapak, keluarga, tetangga, guru, kawan); menjaga adab-adab sosial baik itu adab makan-minum, memberi salam, meminta izin, sesekali mengajaknya menghadiri majelis orangtua, memberi amanah kepadanya (misalnya untuk membeli sesuatu), memintanya menjaga adik-adik, menyarankan ia menginap di rumah temannya yang sholeh/ah, mengajaknya bekerjasama dengan oranglain, bercakap, bergurau, mengucapkan selamat, menjenguk orangsakit, bersin dan menguap; serta mengamalkan sikap peka pada anak untuk amar ma’ruf nahi munkar diantaranya peka kepada isu kemasyarakatan dan senantiasa mengingatkan anak tentang kisah-kisah salaf.
7. Pendidikan Seks
Tentang perbedaan laki-laki dan perempuan, menjaga aurat, serta menjauhi pintu-pintu maksiat. Mengajarkan ia kelembutan seorang wanita dan ketegasan seorang laki-laki.
Terdapat beberapa kaidah pendidikan anak yang efektif:
- Pendidikan melalui teladan
- Melalui kebiasaan
- Melalui nasihat
- Melalui pemerhatian
- Melalui hukuman
Kita sebagai orangtua ialah pendidik utama bagi anak, dimana sifat-sifat utama pendidik ialah seorang yang ikhlas, takwa, berilmu, toleransi (mudah memaafkan oranglain) serta menghayati dan menyadari tanggungjawab. Ada beberapa sarana penting di dalam konteks pendidikan:
- Menumbuhkan keinginan untuk bekerja sendiri dalam diri anak
- Mengenali kecenderungan awal anak
- Memberi waktu kepada anak untuk beristirahat dan bermain
- Mewujudkan kerjasama antara rumah, sekolah dan masjid
- Menguatkan hubungan antara anak dan pendidik
- Senantiasa mengikuti dan mengamalkan pendidikan yang benar
- Menyediakan medium kebudayaan yang bermanfaat (seperti menyediakan perpustakaan khusus untuk anak-anak, berlangganan majalah bulanan, merawat barang-barang, merawat perpustakaan umum jika memungkinkan)
- Menumbuhkan minat membaca secara terus menerus
- Mewujudkan kesadaran dalam diri anak berkenaan tanggungjawab dalam Islam
- Menanam semangat jihad dalam diri anak
Kolom Opini
Saat ini aku lebih tertarik dengan pendidikan homeschooling dibandingkan sekolah umum dengan aku sebagai guru dari anak ku kelak:”). Pendidikan yang lebih fokus terhadap minat dan kebutuhan anak, yang lebih fleksibel, efektif, murah dan jauh dari begitu banyaknya fitnah di luar sana. Terhadap kekurangan homeschooling dapat ditutupi dengan mendorong anak berkegiatan di Masjid, komunitas, klub olahraga dll untuk meningkatkan kemampuannya dalam berinteraksi dengan oranglain. Anak bisa fokus juga menghafal Al-Qur’an:”). Kita bisa membimbingnya dengan mengikuti majelis-majelis ulama, dllnya…tapi, tentu pilihan untuk homeschooling mesti didiskusikan dan meminta izin pasangan, karena di dalam prosesnya sangat membutuhkan komitmen kedua orangtua. Ayah, memiliki peran besar dalam pendidikan anak, diantaranya dalam surah Luqman bahwa Luqman sering mengajak anaknya untuk berdialog. Menjadikan ayah sosok yang dikagumi didalam keluarga adalah penting. Karna tanpa sosok itu, anak akan