Woman and Her Beauty

Bismillaah, Alhamdulillah. Wanita sangat erat dengan image kecantikan, ia ingin selalu tampil indah, cantik dan menyukai keindahan. Alhamdulillah, semua wanita itu cantik, bahkan tanpa berhias pun ia tetap cantik. Jika diperhatikan, apapun yang ada pada wanita tetap bisa menjadikan seorang wanita itu adalah cantik, tak peduli apakah wanita tersebut gendut/kurus/pendek/tingggi ataupun putih/sawomatang/dll. Saat ini ialah masa dimana sudah menjadi sesuatu yang wajar bagi wanita untuk menghias dirinya, merupakan hal yang aneh jika wanita tak pandai menggunakan make up, saat tak menggunakan parfum ketika bepergian, saat dirinya tak tampil indah.

Tetapi, ada hal yang penting untuk direnungkan kembali. Wanita memang punya kewajiban untuk berhias, tetapi kewajiban itu semata-mata adalah untuk memenuhi hak suaminya. Bukan berarti, wanita sehari-harinya tidak berhias, tetap penting untuk menjaga keindahan, kebersihan, pun merawat setiap karunia yang Allah SWT berikan dengan berhias. Tetapi, cukup pada batas yang secukupnya, dimana sesuatu yang berkekurangan ataupun berlebih-lebihan tidaklah baik, termasuk dalam berhias. Jika seorang wanita berlebihan dalam berhias, menjadikan ia kehilangan banyak waktu yang waktu tersebut bisa digunakan untuk beribadah atau hal produktif lainnya. Ia juga akan cenderung untuk memperlihatkan kecantikannya kepada oranglain, dimana hal inilah yang disebut dengan fitnah wanita, saat wanita menjadi cobaan bagi oranglain. Cobaan bagi laki-laki yang bukan suaminya, serta cobaan bagi wanita lain untuk bersyukur terhadap kecantikan masing-masing. Tetapi, jika seorang wanita tidak berhias, maka ia tidak menjaga karunia Allah SWT, juga tidak menjaga hak suaminya.

Kecantikan itu penting bagi wanita, karena jika tidak, Islam tidak akan menganjurkan untuk seorang laki-laki melihat terlebih dahulu wanita yang akan ia nikahi. Seorang wanita yang cantik juga dapat menjadikan seorang suami dapat menundukkan pandangan di zaman fitnah ini, menghadirkan cinta suami terhadap istrinya, sehingga menurunkan sakinah di dalam keluarga tersebut. Dikarenakan kecantikan itu, setiap wanita terlahir dengan kecantikannya masing-masing, hal yang perlu diperhatikan ialah bagaimana agar bisa merawatnya juga tentang bersyukur atas karunia yang Allah SWT berikan pada diri sendiri.

Wanita merupakan fitnah (ujian) terbesar bagi laki-laki, aku pun tersadar akan hal itu setelah melihat kajian Ustadz Firanda berjudul ‘Dahsyatnya Fitnah Wanita’. Poin utama yang aku dapatkan dari hal ini ialah wanita mesti menjaga dirinya agar tak menjadi fitnah bagi oranglain, menjaga dan merawat keindahan dirinya untuk suaminya. Dulu, teman-teman SMP ku yang juga perempuan juga mengatakan bahwa wajah tercantiknya wanita itu ialah di kala ia bangun tidur, dan menurut ku hal tersebut benar. Barangkali untuk sebuah hikmah agar yang berhak melihat kecantikannya ialah suaminya. Fitrahnya, Allah SWT menganugerahi wanita dengan rasa malu. Sebuah rasa yang membuat seorang wanita merasa tak nyaman jika dilihat oleh laki-laki, bahkan termasuk oleh mahramnya sendiri. Membuatnya merasa malu jika tak menggunakan kerudungnya, ataupun memakai baju lengan pendek meskipun ia berada di dalam rumah. Ya, Alhamdulillah. Malu, adalah anugrah yang semoga kita (wanita) bisa menjaga dan menempatkan diri pada tempatnya.

Ada beberapa hal yang semoga bisa menjadi nasehat termasuk untuk diri dan wanita di luar sana yang jika Allah SWT berkenan membuka hidayah melalui tulisan kecil ini:

  1. Menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh, otomatis juga menjaga kecantikan diri. Diantaranya rutin olahraga, pola makan sehat teratur, rutin membersihkan diri, kamar, rumah, dll.
  2. Menjaga kebersihan hati dari sifat-sifat tercela seperti ujub, dengki, dll. Kebersihan hati kan menjadikan akhlak menjadi mulia, dan berusaha untuk terus berakhlak baik seperti pemaaf, dermawan, lembut, dll.
  3. Lebih fokus kepada skin care (fungsinya merawat) dibandingkan kosmetik (fungsinya memperindah). Merawat diri dengan kadar yang secukupnya saja.
  4. Tidak menggunakan parfum keluar rumah, karena kita tidak tahu siapa yang akan kita lewati dan melewati kita. Tidak pula berlebih-lebihan dalam berhias dan berusaha menutup aurat dengan sempurna.
  5. Tegas dalam berbicara (baik secara langsung atau tidak langsung) kepada laki-laki dewasa.
  6. Berusaha agar tidak menjadi fitnah bagi oranglain.
  7. dll

Maka, semoga kita bisa menjadi wanita yang cantik di dalam dan di luar, yang bisa menjaga diri dan kehormatan dirinya~

Tadabbur Surat Al-Fajr (89): 1-30

Bismillah, Alhamdulillah. Surat Al-Fajr terdiri dari 30 ayat, termasuk golongan surat Makiyyah dan diturunkan sesudah surat Al-Lail. Surat ini mengemukakan contoh umat yang ditimpa azab dan beberapa sifat manusia yang tercela, serta menegaskan kemuliaan yang Allah SWT berikan kepada hamba-hambaNya yang bertaqwa. Beberapa pokok isinya diantaranya:

  • Allah SWT bersumpah bahwa azab terhadap orang kafir tidak akan dapat dielakkan
  • Beberapa contoh dari umat-umat yang dibinasakan, sebagai peringatan salah satunya kepada kafir qurais yang mengenal umat-umat tersebut
  • Kenikmatan hidup dan bencana yang dialami seseorang, bukanlah tanda penghormatan ataupun penghinaan Allah kepadanya, melainkan sebuah ujian
  • Celaan terhadap orang yang tidak mau memelihara anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin
  • Kecaman terhadap orang yang memakan harta warisan dengan mencampur adukkannya, serta cinta berlebihan terhadap harta
  • Malapetaka orang kafir yang akan mereka hadapi di hari kiamat
  • Orang-orang yang berjiwa muthmainnah (tenang) karena keimanan mereka mendapat kemuliaan di sisi Allah.

Demi fajar

Q.S.Al-Fajr (89): 1

Bahwa Alah SWT ingin menjelaskan bahwa Allah lah yang mengatur alam semesta ini, sebagaimana Allah hadirkan siang setelah gelapnya malam yang diawali dengan waktu fajr. Di waktu ini seseorang bangkit dari mati kecilnya (tidur) lalu bangun untuk beraktivitas, waktu yang menjadi batas untuk awal berpuasa, waktu yang menjadi awal sholat shubuh (sholat spesial dalam Islam dimana banyak yang lalai di waktu ini yaitu sholat shubuh dan ashar), sehingga betapa pentingnya waktu ini. Allah juga sering sekali bersumpah atas nama waktu, diantaranya waktu fajr, demi shubuh, demi siang, demi malam, demi 10 hari awal bulan dzulhijjah, demi masa, dan lainnya yang menunjukkan bahwa betapa berharganya waktu di dalam Islam. Allah jadikan siang dan malam silih berganti, bagi orang yang ingin mengambil pelajaran dan bersyukur, maka penting untuk kita memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, dikarenakan waktu adalah nikmat, dan setiap orang akan ditanya perihal waktu tersebut. Jika di dunia saja kita sering menanyakan waktu seseorang dihabiskan untuk apa, bagaimana kelak nanti di akhirat kepada Allah SWT yang memberikan waktu tersebut kepada kita? :”.

Demi malam yang sepuluh

Q.S.Al-Fajr: 2

Beberapa pendapat ulama diantaranya hari tersebut ialah 10 malam hari terakhir bulan ramadhan (yang terdapat malam lailatul qodr), atau 10 hari pertama dari bulan Muharam (yang terdapat hari Asyura), atau 10 malam pertama pada bulan Dzulhijjah (yang terdapat hari raya Idul Adha, dimana siang yang paling baik ialah siang hari di Idul Adha). Bahwasanya di hari-hari tersebut ialah waktu yang spesial untuk beribadah, tetapi banyak yang melalaikan waktu ini.

Demi yang genap dan yang ganjil

Q.S.Al-Fajr: 3

Yang genap ialah seluruh makhluk, dan yang ganjil ialah Allah SWT sendiri. Dimana Allah selalu menciptakan makhluk berpasang-pasangan, diantaranya laki-laki-perempuan, siang-malam, hitam-putih, dll) sebagai tanda kekuasaan Allah. Oleh karenanya dalam berbagai syariat, harus muncul dalam jumlah ganjil, diantaranya sholat witir. Makna di dalamnya ialah agar kita mentauhidkan Allah SWT.

Demi malam apabila berlalu. Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat di-terima) bagi orang-orang yang berakal?

Q.S.Al-Fajr: 4-5.

Lalu, Allah bersumpah dengan datangnya malam dengan terbenamnya matahari. Allah bersumpah bahwa tentu apa yang Allah sebutkan sebelumnya untuk diambil pelajaran bagi orang yang berakal, untuk memberi banyak penekanan. Akal disebut dengan istilah Hijran karena dengan akal, manusia dibatasi untuk tidak melakukan perbuatan dan perkataan yang tidak sesuai menurut akalnya itu.

Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhan-mu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad? (Yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, dan (terhadap) kaum Samud yang memotong batu-batu besar di lembah, dan (terhadap) Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka banyak berbuat kerusakan dalam negeri itu, karena itu Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka, sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi.

Q.S.Al-Fajr: 6-14.

Allah SWT menyebut 3 kaum yang diketahui oleh orang musyikin arab yaitu kaum ‘Ad, kaum Tsamud dan Fir’aun. Meskipun Fir’aun bukan suku arab, tapi peristiwa besar itu diketahui oleh orang musryikin arab. Dimana ketiga kaum ini telah melakukan kerusakan di negeri-negeri, membuat kerusakan yang sangat besar, dan Allah menimpakan adzab yang besar kepada mereka.

Kaum ‘Ad yang dikirimkan kepada mereka Nabi Nuh a.s. dan Nabi Hud a.s. pada kaum ‘Ad awal ialah kaum yang sangat besar dan kuat, maka karna itu mereka sombong. Kaum ‘Ad hancur oleh angin kencang selama 8 hari. Kaum Tsamud yang dikirimkan kepada mereka Nabi Shaleh a.s. Betapa canggihnya teknologi saat itu dan kuatnya mereka yang dapat membuat rumah dari gunung, tapi Allah hancurkan mereka semua. Lalu, kita semua adalah keturunan nabi Nuh a.s. karena saat itu hanya 80 manusia yang tersisa di dunia saat banjir besar tersebut. “pasak-pasak yang dipasang” tali yang digunakan Fir’aun untuk menyiksa dan merusak. Ketiga kaum ini mereka sangat hebat dan kuat, sekan-akan Allah SWT ingin menekankan kepada kaum Arab Jahiliyah(abu lahab abu jahal dkk), bahwa kalian bandingannya apa? Siksaan tersebut hanyalah cemeti adzab yang sangat kecil, yang belum ada bandingannya dengan siksa mereka kelak di akhirat. Allah ingin memberi penekakan kepada orang-orang musyrikin bahwa Allah akan memberikan adzab kepada mereka seperti kaum-kaum sebelumnya apabila mereka tidak beriman.

Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.” Namun, apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku”. Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, sedangkan kamu memakan harta warisan dengan cara mencampurbaurkan (yang halal dan yang haram), dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.

Q.S.Al-Fajr: 15-20.

Salah satu pola pikir orang kafir Qurais ialah bahwa kekayaan adalah kemuliaan dan kemiskinan adalah kehinaan. Allah SWT membantah itu bahwa sesungguhnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian bagi hamba-hamba-Nya, bahwa kemuliaan manusia terletak kepada ketaqwaannya. Jika dilihat para sahabat Nabi sangat bermacam-macam, ada yang sangat kaya, ada pula yang sangat miskin, tapi mereka semua mulia karena menggunakan apa yang mereka miliki untuk beribadah kepada Allah SWT. Orang kafir juga tidak memuliakan anak yatim, mereka bahkan memakan harta anak yatim. Kebahagiaan mereka di harta mereka, sehingga mereka tidak mau memberikannya kepada orang lain. Mereka tidak peduli apakah halal dan haram, yang penting semua itu adalah kekayaan dunia, bahwa mereka mencintai harta dengan kecintaan yang besar. Hal ini juga terjadi kepada kita yang seringkali tidak sadar mencintai kekayaan. Jika Allah SWT memberikan kekayaan, tetaplah hidup dengan sederhana dan mencintai sedekah. Karena sesungguhnya hal itu adalah bagian dari iman.

Sekali-kali tidak! Apabila bumi diguncangkan berturut-turut (berbenturan), dan datanglah Tuhanmu; dan malaikat berbaris-baris, dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam; pada hari itu sadarlah manusia, tetapi tiak berguna lagi baginya kesadaran itu. Dia berkata, “Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini”.

Q.S.Al-Fajr: 21-24.

Setiap tali akan ditarik oleh 70 malaikat. Tatkala manusia dihisab, setiap manusia akan menyesal, baik yang shaleh yang rajin beribadah, apalagi yang bermaksiat, sangat merasa menyesal. Orang shaleh menyesal kenapa ibadahnya kurang banyak dan orang kafir menyesal kenapa ia tidak bertaubat, tetapi semua penyesalan tidaklah berguna.

Maka pada hari itu tidak ada seorangpun yang mengazab seperti azab-Nya (yang adil), dan tidak ada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya.

Q.S.Al-Fajr: 25-26

Bahwa tidak ada siksaan yang lebih menyakitkan selain siksaan Allah SWT di neraka. Dimana siksaan teringan disana ialah siksaan Abu Thalib, paman Nabi Muhammad saw yang sering membantu dakwah Islam, dan siksaan paman Nabi tersebut ialah menggunakan sendal dari api neraka yang karenanya otak menjadi mendidih karenanya:”(. Neraka itu sangat luas dan dalam, bahkan matahari dan bulan bisa memasukinya. Dalamnya neraka dimana batu yang dijatuhkan baru sampai ke dasarnya setelah 70.000 tahun lamanya:”(.

Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhammu dengan hari yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.

Q.S.Al-Fajr: 27-30.

Allah SWT menjelaskan tentang orang-orang yang beriman, yang tenang karena keimanannya, dimana jiwa mereka tenang karena keyakinannya kepada Allah.
“Segera menuju surga” adalah kemuliaan yang Allah berikan pada hambaNya. Terlebih kepada orang yang bertaqwa. Surga itu bertingkat-tingkat, orang yang terakhir memasuki surga ialah ia yang mendapatkan surga seluas langit dan bumi hanya untuk dirinya sendiri:”). Bahwa siapapun yang memasuki surga ia akan merasa seperti seorang raja:”).

Beberapa hikmah yang bisa diambil di dalam surah Al-Fajr diantaranya:
1. Berusaha memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Terlebih kepada waktu-waktu mulia untuk memperbanyak ibadah di dalamnya, seperti 10 hari awal bulan Dzulhijjah, dll. Juga mengatur waktu untuk urusan duniawi dan meniatkannya untuk beribadah agar bernilai pahala.
2. Membiasakan diri bersedekah dan mencintai anak yatim. Tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama
3. Mengingat betapa menyeramkannya neraka agar tidak terjatuh ke dalam maksiat dan mengingat betapa indahnya surga agar hati lebih lapang dan ikhlas dalam menjalankan kehidupan di dunia.
4. Menjalani kehidupan dengan iman
5. Menghisab diri sendiri di kala di dunia agar semoga berkurang penyesalan kelak nanti di akhirat,
6. Tidak menjadikan kekayaan sebagai basis pengukuran kemuliaan seseorang ataupun sebaliknya,
7. dll…

Demikianlah sedikit tadabbur surah Al-Fajr. Wallahu a’lam~

Reference
– Al-Qur’an dan terjemahan
– Kajian Tafsir surah Al-Fajr oleh Ustadz Firanda di kanal Youtube.


Tadabbur Surat Fatir (35): 32

Bismillaah, Alhamdulillah. Surat Fatir ayat 32 ialah salah satu ayat yang berisi harapan tentang betapa besarnya rahmat Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya. Tapi sebelum itu, mari kita coba tuliskan tentang surat Fatir secara keseluruhan. Surat ini terdiri 45 ayat, termasuk golongan Makiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Furqaan dan merupakan surat akhir dari urutan surat-surat dalam Al-Qur’an yang dimulai dengan Alhamdulillah. Fatir yang artinya pencipta, ada hubungannya pada ayat pertama diterangkan bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi, Pencipta malaikat-malaikat, Pencipta semesta alam yang semuanya itu adalah sebagai bukti atas kekuasaan dan kebesaran-Nya. Surat Fatir juga mengajak kita mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT, menjauhi perbuatan yang jahat, memikirkan tentang keindahan-keindahan ciptaan alam dan manusia ialah sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi. Beberapa isinya diantaranya:

  1. Keimanan: bukti-bukti kekuasaan Allah dan nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan-Nya; Allah menciptakan para malaikat menurut bentuk yang dikehendaki-Nya; bukti-bukti atas kebenaran adanya hari berbangkit, dll.
  2. dan lain-lain: Kesenangan hidup di dunia adalah sementara; menguatkan hati Rasulullah SAW dalam menyeru orang-orang kafir dengan mengingatkannya kepada rasul terdahulu dan orang-orang yang mendustakannya; seruan kepada manusia supaya mengerjakan amalan yang baik dan meninggalkan pekerjaan yang buruk supaya jangan mengikuti langkah setan; tiap-tiap orang memikul dosanya sendiri; manusia adalah khalifah Allah SWT di muka bumi; manusia adalah khalifah Allah di muka bumi; gambaran akibat-akibat yang diterima oleh orang mu’min dan orang-orang kafir; tingkatan orang-orang mu’min; dll.

Hubungan surat Saba’ (34) dengan surat Fatir (35) diantaranya:

  1. Sama-sama dimulai dengan puji-pujian kepada Allah Pemilik dan Pencipta semesta alam.
  2. Surat Saba’ menceritakan kehancuran orang musyrik akibat perbuatan mereka yang selalu memusuhi para Nabi dan orang-orang mu’min dan pada surat Fatir menyuruh agar orang-orang mu’min bersyukur dan memuji Allah atas nikmat-nikmat-Nya yang di antaranya kehancuran musuh-musuh mereka.
  3. Dalam surat Saba’, Allah menerangkan bahwa segala sesuatu yang berada di langit dan di bumi adalah milik-Nya dan di bawah pengetahuan-Nya. Pada surat Fatir menjelaskan bagaimana Allah menerangkan dan mengatur apa yang dimiliki-Nya itu.

Hubungan surat Fatir (35) dengan surat Ya-sin (36) diantaranya:

  1. Pada bagian akhir surat Fatir dikemukakan bahwa orang-orang musyrik bersumpah akan beriman apabila datang kepada mereka seorang pemberi peringatan (Rasul), tetapi setelah datang kepada mereka Rasul, mereka mengingkarinya.
    Pada permulaan surat Ya-sin, Allah menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang Rasul yang selalu berada di jalan yang lurus untuk memberi peringatan kepada mereka, tetapi mereka tetap tidak beriman.
  2. Pada surat Fatir disebutkan bahwa Allah menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar menurut waktunya yang tertentu. Pada surat Ya-sin disebutkan bahwa matahari beredar pada garis edarnya yang telah ditetapkan Allah, dan bulan mempunyai garis-garis edar yang telah ditentukan pula.

Kemudian Kitab itu, Kami wariskan kepada orang-gorang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.

Q.S.Fatir (35): 32, Aplikasi Quran Tadabbur

Bahwa ada tiga tingkatan manusia:

  1. Zholimullinafishii : orang yang dzolim (menganiaya dirinya sendiri, misalnya dengan melakukan maksiat)
  2. Muqtasid: pertengahan
  3. Saabiqun bil khayraats: yang berlomba-lomba dalam kebaikan.

Ada beberapa pendapat tentang tiga golongan ini, diantaranya bahwa:

  1. Zholimullinafishii : keburukannya lebih banyak dari kebaikannya.
  2. Muqtasid: keburukannya sama dengan kebaikannya.
  3. Saabiqun bil khayraats: keburukannya lebih sedikit dari kebaikannya

Pendapat lainnya, bahwa:
1. Zholimullinafishii: melakukan kewajiban dan dosa
2. Muqtasid: melakukan kewajiban namun tidak melakukan sunnah-sunnah
3. Saabiqun bil khayraats: melakukan kewajiban dan sunnah-sunnah.

Pendapat lainnya lagi bahwa:
1. Zholimullinafishii: dzhirnya lebih baik dibandingkan batinnya
2. Muqtasid: Dzohirnya sama dengan batinnya
3. Saabiqun bil khayraats: batinnya lebih baik daripada pada persangkaan orang melihat dzohirnya.

Ini adalah ayat yang sangat memberi pengharapan kepada manusia. Bahwa ternyata ada orang-orang yang walaupun mereka berbuat dzolim, tapi ternyata mereka adalah orang yang dipilih oleh Allah SWT untuk memasuki surga. Dimana, golongan pertama dihisab, lalu didapati keburukannya lebih banyak namun diampuni oleh Allah sehingga mereka masuk surga:”). Golongan kedua masuk dengan terlebih dahulu dihisab, didapati mereka masuk surga. Dan golongan ketiga masuk surga tanpa hisab.

Golongan pertama disebut terlebih dulu agar mereka yang dzolim tidak berputus asa dari rahmat Allah. Golongan ketiga disebut diakhir agar tidak ada rasa ujub, dimana juga terdapat kata Biizdnillah (artinya: dengan izin Allah). Di surga paling banyak model golongan pertama (orang dzolim) yang ini menunjukkan betapa besarnya rahmat Allah SWT:”) sedang golongan ketiga sangat langka. Golongan ketiga juga orang yang memurnikan tauhid (seperti nabi Ibrahim a.s.), mereka tidak percaya diri bahwa amalnya diterima sehingga mereka berlomba-lomba dalam kebaikan. Mereka berada di antara khouf dan raja’.

Setiap mu’min akan masuk surga, tetapi Allah SWT Maha Adil sehingga surganya berbeda-beda tingkatannya, teruntuk orang yang dzolim, pertengahan dan yang berlomba-lomba dalam kebiakan. Mereka semua di mudahkan untuk masuk surga…

Di antara hikmah yang dapat diambil di dalam ayat ini diantaranya:

  1. Terus berusaha memperbaiki diri lebih baik (bertaubat) karena betapa luasnya rahmat yang akan Allah berikan baik di dunia dan di akhirat
  2. Memperbanyak syukur kepada Allah SWT, dengan hati, lisan dan perbuatan kita
  3. Mencurigai diri bahwa termasuk ke golongan yang pertama (dzolim) dan segera berusaha menjauhi keburukan dan memperbanyaknya dengan kebaikan
  4. Menjaga Al-Quran sebagai warisan utama yang begitu berharga
  5. Dll

Wallahu’alam. Alhamdulillah:”

Reference:
– Al-Qur’an dan terjemahan
– Kajian tadabbur ayat Surat Fatir(35): 32 Metamorfosis Ramadhan bersama teh Nabila Hayatina
– Cuplikan kajian tafsir Surat Fatir: 32-37 oleh Ustadz Firanda Andirja
– Aplikasi Quran Tadabbur dan A-Qur’an Perkata

Tadabbur Surat Al-Kahf (18): 45-46

Bismillaah, Alhamdulillah. Surat Al-Kahf terdiri dari 110 ayat, temasuk golongan surat Makiyyah yang turun saat sebelum Nabi SAW hijrah. Dinamai Al-Kahf artinya gua yang sangat erat kairan dengan cerita Ashabul Kahfi (penghuni-penghuni gua) pada ayat 9 hingga 26, tentang beberapa orang pemuda yang tidur dalam gua bertahun-tahun lamanya. Selain cerita tersebut, terdapat pula kisah lainnya yang kesemuanya mengandung i’tibar dan pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan manusia. Banyak hadist-hadist Rasulullah SAW yang menyatakan keutamaan membaca surat ini terutama di hari Jum’at.

Surat ini dimulai dengan menerangkan sifat Al-Qur’an sebagai petunjuk dan peringatan bagi manusia dan sebagai peringatan pula terhadap mereka yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak. Kekuasaan Allah dan betapa luasnya pengetahuan-Nya di kemukakan dalam surat ini dengan menyebutkan berbagai kisah, dll. Pokok-pokok isinya diantaranya:

  1. Keimanan: Kekuasaan Allah SWT untuk memberi daya hidup pada manusia di luar hukum kebiasaan; dasar-dasar Tauhid serta keadilan Allah SWT tidak pernah berubah; kalimat-kalimat Allah (ilmu-Nya) amat luas sekali meliputi segala sesuatu sehingga manusia tidak mampu untuk menulisnya; kepastian datangnya hari berbangkit; Al-Qur’an adalah kitab suci yang isinya bersih dari kekacauan dan kepalsuan, dll.
  2. Huum-hukum: dasar hukum wakalah (berwakil); larangan membangun tempat ibadah di atas kubur; hukum membaca ‘Insya Allah’, perbuatan salah yang dilakukan karena lupa adalah dimaafkan; kebolehan merusak suatu barang untuk menghindarkan bahaya yang lebih besar, dll.
  3. Kisah-kisah: cerita Ashabul kahfi; cerita dua orang laki-laki yang seorang kafir dan yang lainnya mu’min; cerita Nabi Musa a.s dengan Khidr a.s; cerita Dzulqarnain dengan Ya’juj dan Ma’juj.
  4. Dan lain-lain: Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita dalam surat ini diantaranya tentang kekuatan iman kepada Allah SWT serta ibadah yang ikhlas kepada-Nya; kesungguhan seseorang dalam mencari guru (ilmu); adab sopan-santun antara murid dan guru; hakikat kehidupan dunia; dan beberapa contoh tentang cara memimpin dan memerintah rakyat serta perjuangan untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan negara, dll.

Hubungan surat sebelumnya, surat Al-Israa’ (17, dengan surat Al-Kahf (18) diantaranya :

  1. Surat Al-Israa’ dimulai dengan tasbih (Subhanallah) dan pada surat Al-Kahf dibuka dengan tahmid (Alhamdulillah) kepada-Nya. Tasbih dan tahmid adalah dua kata yang acapkali bergandengan dalam firman-firman Allah.
  2. Persamaan antara penutup surat Al-Israa‘ dengan pembukaan surat Al-Kahf yaitu sama-sama dengan tahmid kepada Allah.
  3. Menurut riwayat, ada tiga buah pertanyaan yang diharapkan oleh orang-orang Yahudi dengan perantaraan orang-orang musyrikin kepada Nabi Muhammad SAW, yakni masalah roh cerita Ashabul Kahfi dan kisah Zulqarnain. Masalah roh itu dijawab dalam surat Al-Israa’ dan dua masalah lainnya dalam surat Al-Kahf.
  4. Dalam surat Al-Israa’ ayat 85 Allah berfirman: “Dan tidaklah kamu diberi ilmu hanyalah sedikit” yang firman ini ditujukan kepada sebagian orang-orang Yahudi yang merasa sombong dengan ilmu pengetahuan yang ada pada mereka, sebab bagaimanapun mereka adalah manusia yang hanya diberi ilmu pengetahuan yang sangat sedikit. Dalam surat Al-Kahf Allah menceritakan tentang Nabi Musa a.s dengan Khidr a.s yang belum pernah diketahui oleh orang-orang Yahudi.

Persesuaian surat Al-Kahf (18) dengan surat sesudahnya, surat Maryam (19) diantaranya:

  1. Kedua surat ini sama-sama mengandung kisah yang ajaib, seperti surat Al-Kahf yang mengemukakan kisah Ashabul Kahfi, kisah Nabi Musa a.s dan Khidr a.s. dan kisah Dzulqarnain. Pada surat Maryam dikemukakan kisah kelahiran Yahya a.s. di waktu bapaknya Zakariya a.s. telah sangat tua dan ibunya seorang wanita tua yang mandul dan kisah kelahiran nabi Isa a.s. tanpa Bapak.
  2. Pada bagian akhir surat Al-Kahf menerangkan tentang ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang mengambil pelindung selain Allah, maka semua amal mereka sia-sia dan mereka dimasukkan ke dalam neraka, sedang pada bagian akhir surat Maryam diulangi lagi celaan dan ancaman Allah terhadap orang-orang yang memperserikatkan-Nya.

“Dan buatkanlah untuk mereka (manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

(QS. Al-Kahf 18: Ayat 45), aplikasi Al-Qur’an Bahasa Indonesia

Ayat 45 (tafsir Ibnu Katsir):

Allah SWT berfirman: “Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia) kehidupan dunia. Tentang kefanaannya, bahwa dunia itu pasti lenyap dan habis masanya… sebagai air hujan yang Kami turunan dari langit, maka menjadi subur dan tumbuh dengan pesat, berbunga, bercahaya serta hijau segar. Sesudah itu semua disebutkan oleh firman-Nya: “Kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin (Al-Kahf: 45). Yakni kering kerontang berhamburan tertiup oleh angin ke segala arah. Dan adalah Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Seringsekali Allah SWT membuat perumpamaan seperti itu untuk kehidupan dunia, seperti apa yang disebutkan-Nya dalam Q.S Yunus ayat 24 : Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang di makan manusia dan bnatang ternak. Dan pada Q.S Az-Zumar ayat 21: Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit. Maka diaturnya mejadi sumber-sumber di bumi, kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya. Dalam Q.S.Al-Hadid ayat 20: Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kalian serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani. Di dalam hadist shahih disebutkan “Dunia itu adalah hijau lagi manis”.

Beberapa rincian ayat 45:

kamaa” yang artinya ‘seperti air (hujan)’ terdapat perbedaan pendapat bahwa:
1. Perumpamaan dunia seperti air. Dimana air tidak memiliki bentuk yang tetap; mengalami perubahan dari satu bentuk ke bentuk lainnya; dibutuhkan dalam kadar tertentu; hati-hati agar tidak tidak tenggelam di dalamnya, dll.
2. Perumpamaan dunia seperti tumbuhan. Dimana awalnya indah, hijau, lalu menjadi kering tak bersisa atau tak bernilai. Maksudnya ialah dari sesuatu yang baik menjadi buruk secara cepat sekali.

fakhtalatho” yang artinya ‘maka bercampur (jadi subur), terdapat perbedaan pendapat bahwa:
1. Saat tumbuhan bercampur air maka tumbuhan menjadi segar.
2. Tumbuhan-tumbuhan tersebut menjadi banyak dengan turunnya hujan sehingga bercampur baur (antara pepohonan dengan tanam-tanaman lainnya).

hasyiimaa” yang artinya ‘kering/hancur”, terdapat perbedaan pendapat bahwa yang hancur dapat berupa harta atau manusianya, keduanya tetap akan hancur.

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”

(QS. Al-Kahf 18: Ayat 46), Aplikasi Qur’an Tadabbur.

Ayat 46 (tafsir Ibnu Katsir):

‘Hata dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia’. Sama halnya dengan makna yang terkandung di dalam Q.S Ali Imran ayat 14: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas. Dan pada Q.S Ath-Taghabun ayat 15: Sesungguhnya harta kalian dan anak-anak kalian hanyalah cobaan (bagi kalian), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. Bahwa, kembali kepada Allah SWT dan menyibukkan diri dengan beribadah kepada-Nya adalah lebih baik bagi kalian daripada menyibukkan dri dengan hal-hal tersebut, menghimpun dunia(harta) serta merasa khawatir yang berlebihan terhadap hal-hal tersebut. Lanjutan ayat diatas ‘tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan’. Terdapat banyak perbedaan pendapat dengan makna al-baqiyatul salihat, pendapat yang dipilih oleh Abdur Rahman Ibnu Aslam bahwa al-baiyatul salihat adalah seluruh amal-amal saleh. Pendapat ini juga dipilih oleh Ibnu Jarir.

Beberapa rincian ayat 46:

Almaalu walbanuuna” yang artinya ‘harta dan anak-anak: Surat ini turun saat sebelum Nabi SAW hijrah. Allah SWT beri perumpamaan kepada orang musyrikin Arab yang berbangga-bangga terhadap harta dan anak laki-laki. Hingga saat ini pun, tak dipungkiri bahwa harta dan anak adalah kebanggaan bagi kita, yang jika seseorang memiliki keduanya maka sempurna terasa perhiasan dunia.

dunya” atau dunia secara bahasa artinya dekat (yaitu segera sirna), sehingga Allah SWT langsung mengimbanginya dengan “Al-baqiyat as-sholihat” dimana banyak perbedaan pendapat tentang maknanya, tetapi yang benar ialah mencakup seluruh amal shalih yang berkaitan dengan hak Allah SWT dan berkaitan dengan hak manusia. Adapun harta dan anak-anak akan pergi (misalnya saat anak beranjak dewasa).

Beberapa hikmah yang dapat diperoleh dari surat Al-Kahf untuk wanita diantaranya:

  1. Ingat surga, kuasai dunia. Jangan jadikan diri objek dunia ataupun menjadikan dunia adalah tujuan utama, fokuslah pada amalan surga di setiap halnya.
  2. Hindarkan diri dari hal yang sia-sia, seperti ghibah, konsumtif, berbangga, dll.
  3. Ajarkan diri untuk senang menegur diri sendiri. Sering mengevaluasi diri sangat dibutuhkan oleh wanita.
  4. Wanita akan diuji oleh harta dan anak-anak. Jadikan harta dan anak bisa mengantarkan diri ke surga.

Wallahua’lam. Tentunya mohon maaf karena tentu ada banyak kekurangan pada tulisan ini:”).

Reference:
– Al-Qur’an dan terjemahan
– Kajian tadabbur ayat Q.S.Al-Kahf (18): 45-46 Metamorfosis Ramadhan bersama teh Nabila Hayatina
– Beberapa cuplikan kajian tafsir Surat Al-Kahf: 45-47 oleh Ustadz Firanda Andirja
– Aplikasi Al-Qur’an Bahasa Indonesia, Qur’an Tadabbur dan Al-Qur’an Perkata

Tadabbur Surat At-Tahriim (66): 10-12

Bismillaah, Alhamdulillah. Sebelum mencoba me-resume ayat 10 hingga 12, maka mari sedikit kita melihat surah At-Tahriim secara keseluruhan. Surah At-Tahrim yang artinya mengharamkan terdiri dari dari 12 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah yang diturunkan sesudah surah Al-Hujuraat. Dinamai surat At-Tahriim karena pada awal surat ini terdapat kata tuharrim yang kata asalnya adalah At Tahriim yang berarti mengharamkan. Surah ini menerangkan hubungan Rasulullah SAW dengan istri-istrinya, diikuti dengan keharusan bagi orang-orang mu’min untuk bertaubat dan ditutup dengan contoh-contoh wanita-wanita yang baik dan yang buruk. Pokok-pokok isinya, diantaranya:

  1. Keimanan: kesempatan bertaubat itu hanyalah di dunia saja, segala amal perbuatan manusia di dunia akan di balas di akhirat.
  2. Hukum-hukum: Larangan mengharamkan apa yang dibolehkan Allah SWT; kewajiban membebaskan diri dari sumpah yang diucapkan untuk mengharamkan yang halal dengan membayar kaffarat; kewajiban memelihara diri dan keluarga dari api neraka; perintah memerangi orang-orang kafir dan munafiq dan berlaku keras terhadap mereka di waktu perang
  3. Keluarga, pendidikan, dll: iman dan perbuatan baik atau buruk seseorang tidak tergantung kepada iman dan perbuatan orang lain walaupun antara suami-istri, seperti istri Nabi Nuh a.s., istri Nabi Luth a.s. dan istri Fir’aun dan Maryam.

Hubungan surat At-Tahriim (66) dengan surat sebelumnya, surat Ath-Thalaaq (65) yang artinya talak, diantaranya:

  1. Di dalam surat Ath-Thalaaq disebutkan bagaimana seharusnya bergaul dan bertindak terhadap istri, sedang dalam surat At-Tahriim diterangkan beberapa hal yang terjadi antara Nabi Muhammad saw dengan para isterinya dan bagaimana tindakan nabi menghadapi hal itu supaya dapat menjadi pelajaran bagi umatnya dalam pergaulan berkeluarga.
  2. Keduanya sama-sama dimulai dengan seruan Allah kepada Nabi Muhammad saw tentang hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan keluarga.

Hubungan surat At-Tahriim (66) dengan surat sesudahnya, Al-Mulk (65) yang artinya kerajaan, bahwa dalam surat At-Tahriim diterangkan bahwa Allah mengetahui segala rahasia sedang pada surat Al-Mulk ditegaskan lagi bahwa Allah mengetahui segala rahasia karena Allah menguasai seluruh alam. Mencoba menguraikan kembali surat At-Tahrim ayat 10-12:

“Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh, dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).”

(QS. At-Tahrim 66: Ayat 10)

Tafsir ayat 10:

Kedua perumpamaan ini dibuat oleh Allah SWT untuk orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir adalah untuk menjelaskan kepada mereka bahwa hubungan dan kedekatan orang kafir dengan orang Mukmin sama sekali tidak berguna dan hubungan antara orang Mukmin dan orang kafir sama sekali tidak memudaratkannya apabila orang yang bersangkutan tetap menunaikan kewajibannya.

Terdapat isyarat dan peringatan untuk para istri-istri Rasulullah saw untuk menjauh dari tindak kemaksiatan, karena sekalipun mereka istri Rasul, tetap tidak akan berguna hubungan itu jika mereka menyakiti hati beliau (kisah istri nabi Nuh dan nabi Luth a.s.). Dan inilah yang disebut pengkhianatan yang sebenarnya, bukan pengkhianatan nasab ataupun hubungan suami-istri.

“Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir’aun, ketika dia berkata, Ya Tuhanku, bangunkan lah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim,”

(QS. At-Tahrim 66: Ayat 11)

Tafsir ayat 11:

Allah SWT membuat perumpamaan bagi orang yang beriman, yang berdoa dan Allah mengabulkan permohonannya. Namanya Asia binti Muzahim r.a. ketika ia berdoa seperti do’a di atas, yang Allah SWT menyebutkan sifatnya sebagai sosok beriman dan tunduk pada Rabbnya dan memohon permintaan tertinggi yaitu masuk surga dan berada di dekat Rabb yang Maha Mulia serta memohon agar diselamatkan dari fitnah Fir’aun serta perbuatan-perbuatan busuknya serta fitnah semua orang yang zhalim. Allah SWT mengabulkannnya dan Asia pun hidup dalam keimanan sempurna dan kokoh, serta selamat dari berbagai fitnah.

“dan Maryam putri ‘Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan dia termasuk orang-orang yang taat.”

(QS. At-Tahrim 66: Ayat 12)

Tafsir ayat 12:

“Dan Maryam putri Imran yang memelihara kerhomatannya”, yaitu menjaganya dari kekejian karena kesempurnaan agama, penjagaan diri dan kesuciannya. “maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami,” yaitu dimana Jibril a.s. meniupkan ruh ke kerah bajunya dan tiupan itu sampai ke Maryam kemudian dari situ lahirlah Nabi Isa a.s, seorang rasul dan pemimpin besar. “Dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-kitabNya”, dimana Maryam memiliki sifat berilmu dan berpengetahuan, karena membenarkan kalimat Allah SWT mencakup firman-firman-Nya dan takdir, sedangkan membenarkan kitab-kitabNya mengharuskan adanya pengetahuan yang bisa memunculkan sikap pembenaran. Kedua ini tidak bisa dilakukan tanpa ilmu dan amal. Karena itu Allah SWT berfirman “Dan dia termasuk orang-orang yang taat”, yaitu orang yang senantiasa taat kepada Allah SWT dengan rasa takut dan khusyu’. Kesempurnaan amal inilah sifat Maryam, sosok yang membenarkan. Dimana orang yang membenarkan itu memiliki kesempurnaan ilmu dan amal.

Beberapa hikmah yang dapat kita peroleh dari tiga surat di atas ialah:

  1. Melaksanakan peran dan kewajiban dengan sebaik-baiknya di dalam rumah tangga, terutama ketaatan kepada suami di dalam kebaikan.
  2. Menjaga keimanan dengan ilmu, agar bisa menjadi orang yang membenarkan. Senantiasa berusaha membersamai ilmu dengan amal.
  3. Menjauh dari tindak kemaksiatan
  4. Senantiasa berdo’a kepada Allah SWT
  5. Segala kebaikan dimulai dari diri sendiri dan keluarga akan menjadi lebih mudah sebelum masuk ke lingkup yang lebih besar
  6. dll

Reference:

  • Al-Qur’an dan terjemahannya
  • Kajian tadabbur ayat Surat At-Tahrim 10-12 bersama teh Nabila Hayatina di Metamorfosis Ramadhan, oleh Forum Istri Keluarga Muda Salman
  • Tafsir As-Sa’di pada aplikasi Qur’an Tadabbur oleh Ustadz Firanda Official

Child Education in Islam

Bismillaah, Alhamdulillah. Mendidik anak dapat dilakukan bahkan sebelum seorang anak belum di lahirkan, diantaranya ialah dengan berusaha menjadi orangtua yang shaleh/ah untuknya. Jika orangtua lalai dalam mendidik anaknya sedari kecil, maka ia akan menanggung beban akibat kelalaiannya di masa tua, baik itu karena anaknya suka berbuat kerusakan, durhaka, tidak dewasa dan lain sebagainya. Seseorang ialah hasil dari proses pembentukan ia yang sebelumnya, dari setiap pengalaman-pengalaman yang ia lalui. Bisa jadi ada orang yang mudah sedih, takut, gelisah, ialah karena ia ketika berada di dalam kandungan merasakan banyak tekanan emosi negatif dari ibunya. Bisa jadi seseorang tidak percaya diri ialah karena ia sering di marahi dan menerima kata-kata kasar dari orangtuanya. Bisa jadi seorang anak tidak dekat dengan saudaranya ialah karena dari kecil tidak dibiasakan berinteraksi baik dengan saudaranya, serta banyak faktor penyebab betapa pentingnya peran keluarga dalam pembentukan karakter seorang anak:”).

Ada tiga orang yang akan senantiasa mendoakan kita, baik ketika hidup ataupun sudah meninggal, diantaranya ialah orangtua, anak dan pasangan. Akan tetapi, hanya anak yang sholeh/ah yang akan mendoakan kedua orangtuanya. Sudah menjadi kewajiban kita untuk bisa mendidik anak-anak, dimana sebelum seorang anak ditanya tentang pertanggungjawabannya terhadap orangtua, orangtua akan ditanya terlebih dahulu tentang pertanggungjawabannya terhadap anak. Sehingga penting untuk kita yang akan atau sudah menjadi orangtua bisa berusaha memberikan pendidikan terbaik terutama sedari dini agar ia tumbuh menjadi seorang manusia yang menjalankan tugas kekhalifah-annya dengan baik, dimana mengajarkannya perkara-perkara wajib dan sunnah, hal-hal yang bermanfaat, hingga kelak ketika dewasa ia menjadi anak yang bermanfaat. Tentu, saat kita ingin memiliki anak-anak yang berbakti kepada kita (sholeh/ah), maka kita mestilah menjadi anak yang berbakti kepada orangtua dengan minimal melakukan kewajiban kita. Berikut adalah faktor-faktor penyebab keruntuhan akhlak anak-anak:

  1. Kemiskinan yang melanda sebagian keluarga
  2. Pertengkaran orangtua
  3. Perceraian dan kemiskinan
  4. Masa lapang yang menguasai masa kanak-kanak dan remaja
  5. Pergaulan bebas dan pengaruh teman jahat
  6. Sikap buruk orangtua terhadap anak-anak
  7. Menonton film berunsur kejahatan dan seks
  8. Banyak pengangguran di masyarakat
  9. Kelalaian ibu bapak dalam mendidik anak
  10. Musibah anak yatim

Pendidikan anak diantaranya dapat dilakukan pada beberapa fase:

  1. Sebelum lahir: diantaranya dengan memilih pasangan yang shaleh/ah, berdo’a meminta anak yang sholeh/ah dan penuh keberkahan, berdoa sebelum berhubungan suami istri (untuk suami), selalu memperhatikan kehalalan rezeki yang diperoleh
  2. Ketika istri mengandung: diantaranya banyak berinteraksi dengan Al-Qur’an setiap waktu, banyak berdoa, memperbanyak amalan Sunnah, menjaga emosi untuk tetap positif dan stabil
  3. Ketika anak lahir: diantaranya memberikan pendidikan terbaik dalam setiap rangkaian usianya.

Tanggung jawab pendidikan terhadap anak diantaranya:

  1. Pendidikan iman

Penanaman akidah pada anak dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari tahap menghafal, memahami, ber’itiqad, lalu meyakini dengan sepenuh hati tanpa perlu dalil dan bukti. Jadi, tidak apa anak-anak mulai menghafal dulu walau ia belum memahaminya. Untuk mencapai i’tikad yang sempurna, kita tidak perlu mengajarkan cara berdebat dan ilmu kalam. Tapi, cukup memperbanyak membimbingnya banyak membaca Al-Qur’an serta tafsirnya, mempelajari hadist dan memahaminya, lalu tentang mengimplementasikan Al-Qur’an dan hadist dalam amal shaleh.

Pengajaran i’tiqad (keimanan) diibaratkan menanam benih unggul ke dalam jiwa mereka. Iman pada seorang anak kecil ialah ibarat tunas yang baru tumbuh. Selanjutnya, tunas tersebut dipelihara hingga ia tumbuh kuat dan kokoh. Dilarang untuk berdebat karena itu malah seperti memukul pohon dengan besi, dimana lebih banyak mudhorotnya dibandingkan manfaat.

Pendidikan iman juga diantaranya ialah dengan mengajarkan rukun iman, rukun Islam dan prinsip syariat. Prinsip Rasulullah saw dalam mengajarkan akidah diantaranya mengajarkan ‘La ilaha illallah’; mengajar anak tentang halal dan haram apabila ia mula memahami; menyuruh anak melakukan ibadah seawal usia tujuh tahun; dan mengajar anak mencintai Rasullullah saw, keluarganya dan Al-Qur’an. Orang tua semestinya dapat membimbing anak supaya beriman kepada Allah, kekuasaan-Nya dan keindahan ciptaan-Nya, semisalnya dari berbagai hal sederhana di alam semesta ini. Juga menanam semangat untuk tunduk, takwa dan pengabdian diri kepada Allah dalam hati anak-anak; serta menanamkan dalam diri mereka perasaan diawasi oleh Allah dalam setiap kelakuan dan keadaan.

Menanamkan iman juga harus dilakukan sebelum Al-Qur’an, agar tidak terjadi ‘trauma’ syariat. Karena bagaimanapun, anak kita ialah manusia, bukan seorang robot yang mesti hafal Al-Qur’an di masa waktu tertentu. Iman yang kuat itu kokoh, menjadikan ia mempengaruhi, bukan dipengaruhi.

2. Pendidikan Akhlak

Empat sifat yang banyak tersebar di kalangan anak-anak, yaitu berbobong, mencuri, memaki dan hedonisme. Kita harus mampu melihat penyakit yang dimiliki oleh anak-anak kita untuk kita mampu mendidiknya dengan baik. Pendidikan akhlak diantaranya mengajaran adab kepada orangtua, keluarga (saudara, om, tante, nenek, dll), tamu, tetangga, adab dalam berbicara, berpakaian, dan menanamkan rasa malu untuk perempuan.

3. Pendidikan Jasmani

Diantaranya membiasakan tata cara yang benar ketika makan, minum dan tidur; melindungi diri daripada penyakit berjangkit; berobat ketika sakit; mengamalkan prinsip ‘Tidak ada kemudaratan (dalam agama) dan tidak dibenarkan memudaratkan oranglain’; menggalakkan anak melakukan aktivitas riyadhoh dan suka berkuda; membiasakan anak hidup sederhana dan tidak memberi mereka kemewahan serta mendidik anak hidup dengan kesungguhan.

4. Pendidikan Mental

Dimana orangtua berkewajiban memberi anak pelajaran dan nasehat untuk kehidupannya; memberi kesadaran pemikiran misalnya dengan penerapan nilai yang berterusan, memberi teladan, membaca bersama dan berkawan serta menjaga kesehatan akal anak.

5. Pendidikan Psikologi

Perasaan negatif yang sering ada pada anak diantaranya malu, takut, rendah diri, hasad dengki dan marah. Penting untuk kita membimbing anak untuk mengobati penyakit hati nya hingga terbentuk lah akhlak yang mulia. Membantu ia menyadari titik kelemahannya agar jangan sampai ia tergelincir ke pintu-pintu maksiat.

6. Pendidikan Sosial

Anak jika tidak pandai dalam bersosial, ia dapat menjadi anak yang tidak percaya diri, angkuh/sombong (karena tidak tahu banyak orang yang lebih baik dibandingkan dirinya), dll. Pendidikan sosial diantaranya ialah menumbuhkan sikap takwa, persaudaraan, kasih sayang, mengutamakan oranglain, pemaaf dan berani; memelihara hak-hak oranglain (hak ibu bapak, keluarga, tetangga, guru, kawan); menjaga adab-adab sosial baik itu adab makan-minum, memberi salam, meminta izin, sesekali mengajaknya menghadiri majelis orangtua, memberi amanah kepadanya (misalnya untuk membeli sesuatu), memintanya menjaga adik-adik, menyarankan ia menginap di rumah temannya yang sholeh/ah, mengajaknya bekerjasama dengan oranglain, bercakap, bergurau, mengucapkan selamat, menjenguk orangsakit, bersin dan menguap; serta mengamalkan sikap peka pada anak untuk amar ma’ruf nahi munkar diantaranya peka kepada isu kemasyarakatan dan senantiasa mengingatkan anak tentang kisah-kisah salaf.

7. Pendidikan Seks

Tentang perbedaan laki-laki dan perempuan, menjaga aurat, serta menjauhi pintu-pintu maksiat. Mengajarkan ia kelembutan seorang wanita dan ketegasan seorang laki-laki.

Terdapat beberapa kaidah pendidikan anak yang efektif:

  1. Pendidikan melalui teladan
  2. Melalui kebiasaan
  3. Melalui nasihat
  4. Melalui pemerhatian
  5. Melalui hukuman

Kita sebagai orangtua ialah pendidik utama bagi anak, dimana sifat-sifat utama pendidik ialah seorang yang ikhlas, takwa, berilmu, toleransi (mudah memaafkan oranglain) serta menghayati dan menyadari tanggungjawab. Ada beberapa sarana penting di dalam konteks pendidikan:

  1. Menumbuhkan keinginan untuk bekerja sendiri dalam diri anak
  2. Mengenali kecenderungan awal anak
  3. Memberi waktu kepada anak untuk beristirahat dan bermain
  4. Mewujudkan kerjasama antara rumah, sekolah dan masjid
  5. Menguatkan hubungan antara anak dan pendidik
  6. Senantiasa mengikuti dan mengamalkan pendidikan yang benar
  7. Menyediakan medium kebudayaan yang bermanfaat (seperti menyediakan perpustakaan khusus untuk anak-anak, berlangganan majalah bulanan, merawat barang-barang, merawat perpustakaan umum jika memungkinkan)
  8. Menumbuhkan minat membaca secara terus menerus
  9. Mewujudkan kesadaran dalam diri anak berkenaan tanggungjawab dalam Islam
  10. Menanam semangat jihad dalam diri anak

Kolom Opini

Saat ini aku lebih tertarik dengan pendidikan homeschooling dibandingkan sekolah umum dengan aku sebagai guru dari anak ku kelak:”). Pendidikan yang lebih fokus terhadap minat dan kebutuhan anak, yang lebih fleksibel, efektif, murah dan jauh dari begitu banyaknya fitnah di luar sana. Terhadap kekurangan homeschooling dapat ditutupi dengan mendorong anak berkegiatan di Masjid, komunitas, klub olahraga dll untuk meningkatkan kemampuannya dalam berinteraksi dengan oranglain. Anak bisa fokus juga menghafal Al-Qur’an:”). Kita bisa membimbingnya dengan mengikuti majelis-majelis ulama, dllnya…tapi, tentu pilihan untuk homeschooling mesti didiskusikan dan meminta izin pasangan, karena di dalam prosesnya sangat membutuhkan komitmen kedua orangtua. Ayah, memiliki peran besar dalam pendidikan anak, diantaranya dalam surah Luqman bahwa Luqman sering mengajak anaknya untuk berdialog. Menjadikan ayah sosok yang dikagumi didalam keluarga adalah penting. Karna tanpa sosok itu, anak akan

Make Your Society More Sustainable from Your Home

Saya tertarik dengan topik-topik seputar sumber daya hayati (salah satunya dalam pertanian) dan kaitannya dengan bidang pendidikan. Bahwa menanam tanaman diantaranya dapat meningkatkan empati terhadap berbagai hal, menjaga lingkungan, meningkatkan rasa kemampuan diri (self-ability), kepercayaan diri (self-confidence), kemampuan berfikir kritis, serta berbagai hal lainnya. Era yang sangat cepat saat ini, menjadikan banyak hal berjalan efektif sehingga proses, waktu, serta berbagai hal lainnya dapat dipersingkat. Pertanian seringkali diartikan hanya tentang peningkatan efisiensi dan efektivitas pemanenan. Tapi, ibaratkan segala sesuatu yang membutuhkan kutub positif dan negatif untuk menjadikannya seimbang, begitu pun juga era sangat cepat ini juga menuntut kita semakin memahami dan menghargai makna sebuah proses, bukan hanya sekedar efisiensi dan efektivitas. Pertanian tetap membutuhkan kedua hal tersebut karena besarnya jejak karbon yang dihasilkan mulai awal proses hingga sampai ke tangan konsumen. Tetapi, pertanian perlu untuk lebih seimbang salah satunya dengan memperhatikan keterkaitannya dengan bidang pendidikan yang jarang kita sadari. Membawa pertanian lebih dekat dengan masyarakat dapat membuat kita memahami bahwa ada tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam segala hal, tapi kebanyakan gagal dalam menentukan tahapan itu.

Pendidikan ialah proses agar setiap orang dapat mengutuhkan dirinya sendiri di dalam kehidupan. Pertanian memiliki keterkaitan yang erat dengan hal itu, bahkan di dalam Al-Qur’an pendidikan salah satunya dihubungkan dengan proses menanam, yang salah satunya mampu menjadikan keluarga/masyarakat/negara dapat hidup mandiri dengan sumber pangan yang dihasilkannya. Pertanian tak hanya sekedar memperoleh hasil panen dari alam, mengembalikannya kembali ke alam, tetapi diantara keduanya ialah tentang membangun kebiasaan baik melalui tahapan-tahapan proses yang dilakukan hingga sumberdaya alam dapat termanajemen dengan baik, berkelanjutan baik secara ekonomi, sosial dan lingkungan (tiga pilar pembangunan).

Di dalam keluarga sebagai unit terkecil kehidupan manusia, terdapat sampah rumah tangga dengan kuantitas tertentu yang di hasilkan setiap harinya. Sampah organik rumah tangga merupakan sumber daya yang sering dihiraukan yang bahkan dapat menghasilkan polusi untuk lingkungan, mengolahnya menjadi pupuk kompos atau pupuk organik mampu menyelesaikan sebagian permasalahan sampah dimana sampah rumah tangga sekitar 60% nya adalah organik. Pekerjaan ini sangat sederhana dan merupakan sebuah kebiasaan baik sebagai salah satu pendidikan di dalam keluarga. Menjadikan rumah dan keluarga untuk menjaga lingkungan (salah satu pilar pembangunan keberlanjutan), maka akan membuat sebuah keluarga lebih mudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat. Jika sampah organik rumah tangga sudah diolah, tentu rugi jika tidak dimanfaatkan dalam proses menanam tanaman. Di sini lah pilar ekonomi (memanfaatkan hasil panen atau menjualnya) dan sosial (membagikannya kepada dapat tetangga/masyarakat) dapat di berlakukan.

So, hayu kita memulai kebaikan dari diri sendiri dan rumah^^

Habit and Process

Bismillaah, Alhamdulillah. Seseorang ialah hasil dari proses yang sebelumnya telah ia lalui, berupa hal-hal yang dipelajari bersama pengalaman-pengalaman yang membersamai. Begitu besar sekali dampak sebuah kebiasaan bagi seseorang, yang secara tak langsung membentuk pola pikirnya, pandangannya dan cara ia bersikap. Tak semua kebiasaan itu baik, seringkali kebiasaan itu menurut kita baik tapi padahal adalah perbuatan yang sia-sia. Dimana tentu keIslaman seseorang dinilai baik saat ia mampu meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Dan juga kita dianjurkan berdoa perlindungan dari ilmu yang tidak bermanfaat. Bahwa betapa pentingnya kita untuk mengevaluasi kebiasaan kita sehari-hari, baik itu dengan membuat agenda, hal-hal yang ingin dilakukan dan tidak dilakukan, dll.

Dalam proses mengevaluasi kebiasaan, seringkali ada banyak hal yang sudah di sadari sedari dulu bahwa ada sesuatu yang salah. Tapi, sayangnya hal itu tak lantas membuahkan solusi. Bahwa betapa pentingnya memohon petunjuk Allah SWT serta mempersiapkan diri agar mampu menerimanya.

Begitu banyak kebiasaan-kebiasaan yang perlu kita perhatikan lagi, termasuk kebiasaan seperti sering mengecek handphone ataupun sosial media. Kita mungkin merasakan dampak dari hal itu seperti lebih impulsif, kurang sabar, terasa hampa, dllnya.

Era saat ini sangat cepat, sangat efektif. Dulu, membutuhkan waktu yang lama untuk bisa bepergian. Sekarang, semuanya benar-benar menjadi cepat. Tak hanya itu, juga mudah dan juga murah. Kini, ada banyak hal yang bisa dikerjakan dalam waktu yang sama, ada banyak hal yang tak perlu berlama-lama, serta semua hal menjadi mudah untuk diketahui. Seakan universitas hanya sekedar lembaga legalitas untuk mengeluarkan ijazah, yang belum tentu bisa ia gunakan juga dalam kehidupannya. Untuk pekerjaan yang sama dengan sebelumnya hanya membutuhkan waktu sedikit, akibatnya? Banyak waktu tersisa tapi sayangnya sering digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat.

Semua hal di era ini bukankah mengingatkan kita tentang proses yang agaknya bisa dipersingkat, atau sebaiknya dihilangkan. Tentang budaya instant yang seolah menjadi keseharian. Tapi ini bukanlah tentang produktifitas, walau terkesan sama, tapi sungguh berbeda.

Tentang proses sangat erat kaitannya dengan keyakinan, dengan kesabaran, dengan konsistensi. Bahwa saat ini banyak orang-orang yang sulit sekali yakin, mudah sekali terombang-ambing bahkan hanya dengan apa kata orang. Bahwa saat ini banyak yang sulit sabar, mudah sekali putus asa bahkan tak terkendali emosinya. Bahwa banyak yang sulit untuk konsisten dengan apa yang ditetapkan di awal, dimana begitu banyak godaan yang tak terelakkan.

Saat ini, kita masih Allah SWT karuniakan waktu untuk bisa melakukan amal yang semoga menjadi bekal terbaik kita di kubur, di akhirat kelak yang sungguh tak terbayangkan betapa mengerikannya nanti:”(. Karena setiap waktu yang terlewat di dunia akan menentukan sebesar apa kelezatan yang kita rasakan di akhirat:”). Maka, semoga kita bisa terus belajar memperhatikan proses kehidupan kita dari kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk di dalamnya, karena setiap hal di dalam proses inilah yang kelak akan di hisab di hari akhir kelak, bukan tentang pencapaian-pencapaian di dalamnya… Bismillaah, hayu kita berusaha~

~ 21 Sya’ban, H-8 Ramadhan 1442 H~

A Women

Bismillaah, Alhamdulillah. Wanita, memiliki sejarah yang amat panjang sejak Hawa tercipta dari tulang rusak Nabi Adam a.s. Terjadi berbagai pandangan tentang wanita, baik itu makhluk indah yang suci sehingga di Yunani dulu sering dibuat patung wanita. Pun pandangan tentang betapa hinanya wanita dulu di masyarakat Arab jahiliyah sehingga kelahirannya pun langsung dikuburkan. Ada pula berbagai pandangan di masyarakat Barat yang menuntut kesamaan hak dengan laki-laki serta berbagai gelombang naik turunnya pandangan tentang wanita diberbagai peradaban hingga saat ini. Tentunya, dalam Islam, kita sudah mengetahui tentang mulianya seorang wanita, sebuah kesyukuran Alhamdulillah dan bukan berarti laki-laki tak mulia, laki-laki adalah qowwam bagi wanita dan oleh sebab itu laki-laki diberi kelebihan oleh Allah SWT karenanya, dan itu adalah keadilan yang sebenarnya. Bahwa adil bukanlah berarti samarata, tapi menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Tentang wanita, ku ingin memberitahu rahasia tentangnya. Bahwa sekeren-kerennya wanita di luar sana, seberapa tingginya jabatannya, seberapa suksesnya bisnisnya, seberapa cerdasnya prestasinya, sebenarnya, wanita ialah seseorang yang jauh lebih senang ketika ada di rumah, mengurus suami, anak-anak, ibu, serta rumah tangganya. Sesederhana itu:”). Wanita ialah ia yang membutuhkan kasih sayang dalam kehidupannya dan ia selalu ingin memberikan kasih sayang kepada oranglain.

Wanita di dalam Al-Quran, memiliki peran yang sangat besar dan utama sebagai seorang istri, yang kedua ialah sebagai ibu, dan yang ketiga ialah peran sosial. Dimana tentu wanita juga memikiki peran pribadi sebagai hamba Allah SWT, anak, menantu, dll. Dimana istri mutlak taat pada suaminya (kecuali dalam hal maksiat) dan mencari keridhoan dari suaminya. Dimana porsi untuk peran sosial wanita sangatlah kecil sekali, walau tak dapat dipungkiri ada pekerjaan-pekerjaan di masyarakat yang harus dikerjakan oleh wanita seperti bidan, dokter anak, guru serta lainnya. Sehingga peran besar wanita ialah di rumahnya. Tapi, bukan berarti wanita tak boleh berperan besar di luar sana, asalkan tetap bisa menjalankan peran sesuai dengan porsinya.

Manusia dilahirkan di atas fitrah Islam. Seiring tumbuh dewasa dengan berbagai pengalaman yang dilalui, seringkali mengaburkannya. Berikut adalah beberapa karakter fitrah wanita untuk kita bisa merawatnya pada apapun peran yang dijalankan yang bersumber dari Ustadz Harry Santosa:
A. A person of Love and Sincerity (Fitrah Keimanan)
Yaitu sosok penuh cinta dan ketulusan. Siap mendukung dan menjadi makmum suami dalam menjalani misi hidupnya. Mendampingi dengan segenap jiwa raga sepenuh hidupnya.

B. Wisdom and Knowledge Keeper (Fitrah Belajar dan Bernalar)
Yaitu wanita penyedia sumber belajar, kebijaksanaan, ibaratkan ia seorang perpustakaan berjalan. Ibu yang senantiasa berdzikir.

C. Ocean of Forgiveness and Sacrifice (Fitrah Individualitas dan Sosial)
Seorang perawat ego berbasis pengorbanan, sosok lautan maaf yang penuh pengorbanan. Ego yang sehat akan tumbuh subur dalam wadah maaf yang seluasnya dan air mata pengorbanan.

D. Harmony and Aesthetic Keeper (Fitrah Bahasa dan Keindahan)
Penumbuh keharmonian dan kedamaian. Merawat keindahan lewat mata, telinga, lisan, hati (perasaan), pikiran, penampilan, baik melalui tutur pahasa, sikap dan penampilan sehari-hari di rumah, ataupun makanan yang sehat dan indah.

E. Owner of Conscience and Morality (Fitrah Bakat)
Sang pembangun moral dan nurani. Ada banyak masalah yang tak bisa diselesaikan kecuali dengan kebeningan nurani.

F. Feminity Supplier and Daily Education Executor (Fitrah Seksualitas)
Seorang ibu mensuplai 75% feminitas pada anak perempuannya agar selembut perempuan sejati. Juga mensuplai 25% feminitas pada anak laki-lakinya agar di balik ketangguhannya ada kelembutan dan juga empati.

G. Personal Counseling and Therapist (Fitrah Perkembangan)
Persiapan kedewasaan diri dan pembasuhan luka. Dimana menjadikan luka adalah jalan masuknya cahaya, yang menambah keindahan dan kebijaksanaan sebuah keluarga.

H. Nutrition Maker (Fitrah Jasmani)
Ibu penjaga nutrisi keluarga dan penjaga lingkungan yang bersih.

Tentang wanita, barangkali hal-hal yang mesti dimiliki ialah iman yang kuat, aqidah yang kokoh dan akhlak yang istiqomah. Untuk memiliki ketiga hal tersebut, penting untuk mengetahui ilmu-ilmu tentangnya. Dimana apabila kita telah mengetahui definisi serta parameternya, kita bisa berusaha mengukur diri untuk mencapainya. Lalu, teruslah berlatih untuk membuatnya lebih baik dan memohon keberkahan atas setiap karunia yang Allah SWT berikan. Tetapi, wanita juga memiliki banyak hal yang menjadikannya sebagai penghuni terbanyak di neraka karena beberapa karakter yang kita mesti menyadarinya agar bisa menghindar dan tak melakukan hal yang menjerumuskan.

Berikut saran teruntuk penulis pribadi dan wanita-wanita lainnya di luar sana~
1. Senantiasa membersihkan hatinya.
Hati wanita itu lebih sensitif dibandingkan laki-laki, ia mudah merasa, mudah sedih, mudah takut ataupun mudah tertawa. Berbagai gelombang perasaan adalah hal yang wajar bagi wanita, tetapi ia perlu melatih diri untuk benar-benar kuat karena ada begitu banyak hal di luar kontrolnya. Sebuah hati akan kuat jika hati itu sebenar bergantung kepada yang Maha Kuat, yaitu Allah SWT. Meluruskan niat, menjaga keikhlasan, melepaskan, khusyu’, tawadhu’, serta berbagai amalan hati lainnya mesti terus ia latih. Dzikir membawa ketenangan pada hati dan kebahagiaan pada pikiran.
2. Terjaga amalan yaumi nya
Menjadikan sholat, Al-Quran dan dzikir sebagai penenang hati. Menjadikan puasa, sedekah, tahajud, dhuha, dzikir pagi petang sebagai rutinitas harian. Berusaha menjaga hak-hak Allah SWT dengan baik.
3. Menjaga lisan.
Menjaga pendengaran dari lingkungan yang buruk, membiasakan untuk diam dalam kehidupan sehari-hari, berfikir sebelum berbicara. Sungguh, wanita harus berhati-hati dalam berbicara, terutama kepada suaminya, orangtuanya dan anak-anaknya. Walau hanya sekedar bertanya “Mengapa kamu melakukannya?”, “Mengapa kamu tidak melakukannya?”, hal itu adalah pertanyaan yang bisa tergolong mencela takdir:”), dimana bahkan mencela takdir artinya mencela Allah SWT.
4. Sabar
Sabar, seperti mampu menahan beban, menghadapi hal-hal yang tidak ia inginkan, dimana hal itu tak terasa berat baginya. Pada setiap hal selalu membutuhkan kesabaran, dan wanita harus memahami ini. Dimana ia punya peran-peran besar menuntut kesabaran luar biasa, seperti hamil, melahirkan, mendidik anak, dll
5. Bersyukur
Bersyukur, seperti ungkapan rasa terimakasih dan bahagia kepada sang pemberi nikmat atas apapun itu, apapun keadaannya^^.
7. Senantiasa selalu merasa cukup (Qona’ah). Terhadap setiap rezeki yang ia peroleh, setiap hasil dari proses, setiap hal yang terjadi, setiap apapun yang dititipi.
8. Ridho terhadap segala sesuatunya sehingga selalu terlihat baik-baik saja^^
9. Menjaga penampilan untuk suaminya (bersih, wangi dan indah), serta menjaga penampilan (kebersihan,sehari-hari sebagai ibadah juha
10. Mandiri dan kuat
Wanita itu ingin terlihat kuat, walau ia lebih lemah dibandingkan laki-laki. Bahkan wanita tak ingin terlihat menangis seperti umumnya laki-laki,
12. Tegas
Tegas terhadap halal dan haram, tegas terhadap laki-laki yang mendekatinya. Tegas terhadap perasaannya, ia tak boleh menuruti suasana hati yang bergelombang. Misalnya ketika bersedih, wanita tak boleh berlarut-larut, bahwa semua yang terjadi adalah kebaikan dan pasti terjadi.
13. Cekatan
Multitasking nya dalam mengerjakannya berbagai hal, mengetahui skala prioritas, pandai mengatur rumahnya dengan baik.
15. Berdamai dengan ketidaksempurnaan.
Bahwa ada banyak hal di luar kontrolnya yang ia harus hadapi dengan ridho dan sabar
17. Tidak boleh jijik
Seorang wanita erat dengan tugas merawat, yaitu merawat suaminya, ibunya, anaknya, neneknya atau mertuanya. Baik itu memandikan, membersihkan kotoran serta hal lainnya. Seorang wanita juga selalu menjaga kebersihan rumah sehingga untuk membersihkan rumah tidak boleh jijik terhadap itu.
18. Semangat belajar yang tinggi
Malu adalah sifat dasar wanita dan ia adalah bagian iman, walaupun seringkali wanita pemalu menganggap dirinya seorang penakut, tetapi sebenarnya ia hanya sedang malu. Dan terkadang, malu ini harus ada pada tempatnya. Misalnya, wanita tidak perlu malu dan minder dalam belajar.
19. Penyayang dan memiliki kasih sayang yang tinggi
20. Memaafkan
Seorang wanita juga harus senantiasa memaafkan dirinya dan orang lain. Memaafkan diri karena diri tak bisa sepenuhnya sempurna.
21. Berdoa
Doa bukanlah hal yang sederhana dan mudah disepelekan. Ia begitu berharga dan doa mampu merubah takdir. Terlebih, ada banyak hal yang tak mampu dilakukan oleh wanita, sehingga dengan doa Allah kan mewujudkannya:”). Dan tips lainnya~

Wanita dan laki-laki itu berbeda. Memahami wanita dan laki-laki kan membuat kita menjadi lebih mengerti diri sendiri dan bisa memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekitar kita. Alhamdulillah^^

Hak dan Kewajiban di Dalam Islam

Bismillaah, Alhamdulilah. Di dalam kehidupan, kita memperoleh dan memberi. Kita terikat dengan hak dan kewajiban, dimana setiap orang memiliki kewajiban di dalam kehidupannya terhadap banyak hal, dan ia juga memperoleh hak dari itu. Orang shaleh/ah ialah ia yang dapat menjaga hak Allah SWT dan hak kepada hamba Allah. Sesungguhnya hubungan antara iman dan amal ialah laksana jalinan manusia dengan prilaku. Jika seseorang beriman kepada Allah, hari akhir, agama yang di bawa pada Rasul, pastinya akan mendorongnya untuk mencari keridhoan Allah SWT, bersiap diri untuk berjumpa dengan-Nya dan istiqomah (konsisten) di jalan-Nya.

Kita tidak cukup hanya sekedar mengaku Islam saja tanpa menjalani hak dan kewajiban. Agama tidak dapat tegak oleh umat yang menganggap bahwa amal hanya pelengkap yang ringan. Sesungguhnya Allah SWT menjadikan amal shaleh sebagai misi entitas/eksistensi dan tugas makhluk hidup, dan menjadikan kompetisi dalam melakukan amal dengan sebaik-baiknya sebagai rahasia makhluk dan pilar perhitungan. Setiap ayat dalam Al-Qur’an tidak menyebutkan kata iman sendirian, namun selalu di sandarkan kepada amal shaleh dan takwa kepada Allah. Dan sesungguhnya, amalan itulah yang akan ditimbang di hari akhir, untuk menentukan ia condong kepada surga atau neraka.

Hak Allah Terhadap Hamba-Nya (Kewajiban hamba)

Diantaranya ialah shalat, zakat, puasa, haji, dzikirullah, dan doa.

Hak Bapak terhadap Anaknya (Kewajiban anak)

  1. Berilah makan jika salah satunya membutuhkan makanan
  2. Berilah pakaian semampunya jika membutuhkan pakaian
  3. Layanilah jika salah satunya membutuhkan pelayanan
  4. Hadri dan penuhilah jika memanggil
  5. Penuhi perintahnya jika menyuruh selama tidak memerintahkan kepada kemaksiatan
  6. Berbicara kepadanya dengan lembut dan tidak berbicara dengan perkatan kasar
  7. Tidak memanggil namanya
  8. Berjalan di belakangnya
  9. Ridho kepadanya dengan sesuatu yang ridha untuk dirinya dan membenci sesuatu yang dibencinya
  10. Selalu memohonkan ampunan untuknya setiap kali berdoa untuk diirnya

Hak Bertetangga

  1. Berbuat baik kepadanya
  2. Tidak menyakitinya
  3. Menanggung penderitaan darinya
  4. Mengajarinya dan membimbingnya
  5. Menjaga kehormatan dan hartanya

Hak Suami atas Istrinya (Kewajiban istri)

  1. Patuh dan baik kepada suami
  2. Mengakui jasa dan kebaikan suami kepada istri
  3. Tidak melarang dirinya untuk suaminya
  4. Tidak keluar rumah tanpa seizinnya
  5. Menjaga dan menutup aibnya meskipun sudah wafat
  6. Tidak boleh mengizinkan orang yang tidak disukainya masuk rumah
  7. Tidak meminta di luar kebutuhan, memelihara kehormatan diri dari usahanya jika haram
  8. Memelihara lisan dan tidak membicarakan banyak hal tentang suaminya
  9. Tidak boleh lengah terhadap suami, tetapi harus menjaganya
  10. Berhias untuk suami

Hak Seorang Muslim atas Muslim Lainnya (Kewajiban seorang Muslim/ah)

  1. Mengucapkan salam jika engkau bertemu dengannya
  2. Memenuhi undangannya jika dia mengundangmu
  3. Mendoakannya jika ia bersin
  4. Menjenguknya jika ia sakit
  5. Menyaksikan jenazahnya jika meninggal dunia
  6. Memenuhi sumpahnya jika ia bersumpah kepada mu
  7. Memberi nasihat jika meminta nasihat
  8. Menjaga di belakangnya saat ia tidak ada
  9. Menyukai apa yang disukainya sebagaimana engkau menyukai dan membenci untuk dirimu sendiri

Hak Tubuh

  1. Istinja dan adab buang air besar
  2. Islam melarang buang air besar di jalan, di bawah pohon rindang dan di air
  3. Mengkhususkan tangan kiri untuk cebok
  4. Siwak
  5. Wudhu
  6. Perintah untuk menjaga kebersihan umum di pakaian, badan dan tempat tinggal
  7. Perintah lari dari penderita kusta
  8. Perintah mencuci najis anjing tujuh kali salah satunya dari dengan tanah
  9. Membasuh kedua tangan sebelum mencelupkannya di dalam wadah saat bangun tidur
  10. Mencuci kedua tangan sebelum makan
  11. Mencuci tangan dan berkumur-kumur setelah makan
  12. Menyedikitkan makan dan minum
  13. Memilih makanan yang baik
  14. Menhormati rambut
  15. larangan minum dari mulut kantong air dan retakan gelas
  16. Pembagian minuman ke dalam tigal kali
  17. Sederhana dalam ibadah
  18. Islam melarang berhubungan badan dengan wanita haid
  19. Melakukan tidakan preventif dengan doa
  20. Pengharaman makan bangkai, darah dan daging babi
  21. Larangan makan Al-Jalalah dan susunya
  22. Pengharaman minum arak dan narkoba
  23. Perintah puasa
  24. Shalat sebagai obat
  25. Perintah untuk bertaubat
  26. Perintah utuk memadamkan api saat tidur
  27. Pengharaman zina
  28. Pengharaman homoseksual dan menyetubuhi binatang
  29. Perintah berolahraga

Hak Jalan

  1. Menjaga pandangan
  2. Menahan tindakan menyakitkan
  3. Membalas salam
  4. Amar ma’ruf nahi munkar

Hak Saudara-saudara

  1. Hak di dalam harta
  2. Membantu dengan jiwa dalam memenuhi kebutuhan
  3. Dalam lisan (kadang diam dan kadang bicara)
  4. Memaafkan ketergelinciran dan kesalahan
  5. Kesetiaan dan ikhlas
  6. Meringankan, tidak pura-pura dan tidak membebani.

Hak Malu

  1. Menjaga kepada dengan isinya
  2. Menjaga perut dan isinya
  3. Meningat kematian dan kehancuran
  4. Siapa yang menghendaki akhirat, tingalkanlah dunia

Hak Para Nabi dan Rasul

  1. Beriman kepada Nabi dan Rasul
  2. Iman kepada mukjizat Nabi dan Rasul
  3. Meyakini keterjagaan para Nabi

Hak Al-Qur’an

  1. Beriman kepadanya
  2. Memelihara adab membacanya (termasuk adab secar batin)
  3. Mengamalkannya dan menerapkan hukum-hukumnya

Hak Para Sahabat

  1. Mengakui kepeloporan dan keutaman mereka
  2. Menghindarkan diri dari perselisihan
  3. Membela dan melindungi mereka

Hak Ulama

  1. Memelihara kedudukan dan berprilaku sopan bersama mereka
  2. Menahan lisan dari menyakiti mereka
  3. Positive thinking terhadap ulama kita

Hak Pemimpin terhadap Rakyat (Kewajiban rakyat)

  1. Mendengar dan patuh kepadanya
  2. Memberi nasihat kepadanya
  3. Tidak memberontak kepadanya

Hak Rakyat terhadap Pemimpin (Kewajiban pemimpin)

  1. Mengawasi mereka dan mengispeksi keadaaan mereka
  2. Adil terhadap mereka
  3. Santun terhadap rakyat dan menasihati mereka

Hak Non Muslim dalam Masyarakat Muslim

  1. Tidak memaksa mereka masuk islam
  2. Berbuat baik kepada mereka
  3. Menahan diri dari bertindak dzalim kepada mereka
  4. Memenuhi janji
  5. Memelihara darah mereka
  6. Menjaga kehormatan harga diri mereka
  7. Menjaga kerhomatan harta mereka

Reference

Aku hanya membaca buku ini pada bagian sample nya saja di google play books, bukunya berjudul ‘Ensiklopedi Hak dan Kewajiban Dalam Islam’ karya Syaikh Sa’ad Yusuf Mahmud Abu Aziz. Daftar di atas ku peroleh dari daftar isi pada bukunya. Sebuah buku yang bagus! Karna penting untuk kita memahami kewajiban kita untuk bisa melaksanakannya dengan baik agar kelak di hari akhir nanti hisab kita menjadi lebih ringan insyaaAllah… Bismilla, semangat^^

Design a site like this with WordPress.com
Get started