Self-Evaluation (2)

Bismillah, Alhamdulillah. Dulu ketika kecil aku cukup sering bertanya-tanya kepada diri sendiri:

“kenapa kita harus selalu bertaubat kepada Allah swt? kenapa harus selalu memohon ampun? padahal kan ga salah apa-apa, tidak mencuri, tidak berbohong, tidak jahat kepada teman, dll”.

Lalu seiring tumbuh dewasa, ku menyadari bahwa manusia diliputi oleh hak dan kewajiban yang ia sering lalai terhadap kewajibannya, sering lupa, lalai, salah, dllnya. Sehingga kita mesti senantiasa memperbaiki diri, tapi hal yang pertama dibutuhkan untuk itu ialah kita menyadari bahwa kita ‘salah’. Hal itu sering ditemukan di dalam proses evaluasi diri.

Bicara tentang evaluasi diri adalah sesuatu yang seharusnya kita jalani sampai diri telah habis waktunya. Imam Al-Ghazali tentang ‘Awas dan Mawas Diri’ sudah menjelaskan hal ini dengan sangat keren, dimana salah satu proses nya ialah muhasabah. Tapi, sebelum hal itu mungkin kita bertanya-tanya bahwa ‘kenapa sih harus memperbaiki diri?’.

Memperbaiki diri memiliki banyak dampak kebaikan baik di dunia maupun ukhrawi. Kita dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik dan mempersiapkan bekal yang terbaik pula di perjalanan sesudah kematian nanti. Hal yang penting diingat bahwa kelak kita akan mempertanggungjawabkan segala sesuatu di kehidupan dunia kita, oleh karena sebelum ia dihisab, maka kita mesti menghisab diri terlebih dahulu di dunia selagi kita masih mampu untuk bertaubat dan melakukan amal-amal kebaikan untuk menghapus dosa-dosa tersebut.

Siapa yang terbiasa mengevaluasi diri dan mengawasi dirinya baik itu setiap aktivitasnya, batinnya, pikirannya, serta hal-hal disekitarnya, ia akan relatif lebih mudah menghadapi hari perhitungnan nantinya dan tempatnya pun ialah tempat yang baik (surga) :”). Jika dalam urusan dunia saja kita perhitungan (misalnya dalam berbelanja yang hemat, belajar yang rajin untuk minimal dapat A, dllnya), maka dalam urusan akhirat kita mesti lebih perhitungan lagi! yaitu dengan senantiasa mengevaluasi diri~

Lanjutan dari tulisan sebelumnya, bahwa beberapa tips ini semoga bisa bermanfaat, bersumber sebagian besarnya dari tulisan Imam Al-Ghazali:

  1. Memperhatikan niat dan meluruskannya.
  2. Memperhatikan amalan wajib (seperti sholat, zakat, puasa ramadhan, dll) dengan meningkatkan kualitas (seperti khusyu’) dan kuantitasnya. Lalu, menambahnya dengan amalan sunnah (seperti sholat sunnah rawatib, tahajud, dll).
  3. Jika melakukan dosa, maka perbanyaklah amal sholeh.
  4. Memahami hak dan kewajiban kita baik itu sebagai hamba Allah, sebagai individu dalam hubungannya antara manusia, serta hak kewajiban lainnya. Berusaha memenuhi kewajiban kita dengan sebaik-baiknya dan semampunya. Jika ada hak-hak yang tidak kita peroleh dari oranglain, maka bersabarlah dan mengusahakan hak tersebut jika kita mampu. Jika tidak mampu, mintalah hak kita kepada Allah (dengan berdoa) sesudah kita memenuhi kewajiban kita, dan itu sudah cukup…
  5. Mengusahakan agar hari ini lebih baik dari hari sebelumnya, dalam berbagai hal
  6. Dlllnya~

Sering-sering memperbaiki diri akan membuat kita lebih baik dalam menjalani kehidupan. Serta merupakan hal yang bermanfaat tentunya dan sebagai wujud ikhtiar kita sebagai seorang hamba Allah SWT yang masih di beri karunia berupa kehidupan untuk bisa dimaksimalkan, untuk bisa memperoleh keberkahan darinya…

Kejujuran Salman

Tentang Salman, ialah Masjid yang bagi ku sangat istimewa. Istimewa karena Allah SWT mencurahkan begitu besar rahmat-Nya bagi orang-orang di dalamnya, di sekitarnya, sertayang nun jauh disana untuk bisa menghidupi Masjid ini dengan berbagai agenda kaderisasi, kegiatan pengembangan diri dan masyarakat, serta berbagai amal ma’ruf nahi munkar lainnya. Diserta ciri khas indahnya suara adzan dan merdunya bacaan sholat oleh imam masjid, mukena harum wangi putih bersih, ibu yang merapikan shaf-shaf sholat, adanya pengelolaan dana umat oleh Rumah Amal Salman, hangat dinginnya ikut mabit setiap bulan hingga begitu semarak meriahnya hari raya Idul Fitri dan Adha oleh panitia yang kreatifnya tak terbilangkan. Aku yang hanya sekedar jama’ah biasa saja sangat rindu akan Salman dan menjadikan ia tempat berteduh, istirahat, bertemu, selain tempat beribadah dan belajar. Apalagi mereka yang menjadi aktivis di dalamnya? Semoga menjadikan setiap orang yang pernah mengenal Salman semestinya merasakan kehilangan tentangnya dan berusaha menghidupkan masjid-masjid lainnya sebagai pusat-pusat peradaban, sebagai cahaya-cahaya yang menyinari umat ini, terus mengajak kepada kebaikan dan menghilangkan kemunkaran.

Salah satu nilai Salman yang sangat membekas pada benak ku ialah tentang kejujuran. Teringat tentang nama Masjid ini yang berasal dari sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu Salman Al-Farisi, seorang Persia yang melakukan perjalanan panjang untuk menemukan Islam. Sang pencari kebenaran yang terbebas dari taklid buta, kejujuran akan keinginan kuat di hatinya mendorong ia melakukan perjalanan yang berliku halangan dan rintangan. Mengingatkan ku bahwa jika seseorang jujur akan keinginan di dalam hatinya, maka setiap hal yang menghalangi bukanlah halangan nyata dan akan menjadi makna tersendiri yang begitu berharga baginya. Kejujuran, ialah sesuai antara apa yang dipikirkan, dirasakan, diucapkan dan dilakukan. Siapapun yang berusaha menjaga kejujuran di dalam dirinya, maka ia mempunya pedang yang dapat menebas apapun! Menebas hawa nafsunya, menebas ketakutannya, atau hal-hal yang menghalangi hingga tersisalah kebenaran itu sendiri. Salman Al-Farisi mengingatkan ku tentang orang yang jujur untuk mencari kebenaran dan Masjid Salman mengingatkan ku tentang bukti kejujuran orang-orang yang ingin membangun peradaban.

Alhamdulillah, aku terlahir sebagai seorang wanita yang pernah mengenal Masjid Salman ITB. Harapan ku tentang peradaban ialah sangat banyak, tapi agar ia tak hanya sekedar tulisan maka semoga aku ingin menjadikannya sebuah do’a terlebih dahulu beserta langkah-langkah yang bisa ku usahakan, maksimalkan. Yang walaupun wanita lebih baik sholatnya di rumah, ia bisa memiliki banyak sekali peran, diantaranya membantu suaminya menghidupi kegiatan di Masjid,  mendorong anak-anaknya untuk sholat dan aktif di Masjid, menjadi jema’ah pengajian rutin ibu-ibu, membantu peningkatan kualitas masjid berbasiskan penjagaan lingkungan, memaksimalkan penggunaan teknologi, pengelolaan dana umat, serta berbagai hal lainnya yang bisa dilakukan yang seringkali membutuhkan penggerak terlebih dahulu tentunya. Bahwa tugas-tugas peradaban akan sebanding dengan kapasitas untuk bisa mengembannya dan Allah SWT menyiapkan karunia yang sangat besar untuk hamba-hambaNya, maka hayu kita semangat memperolehnya sebagai ikhtiar kejujuran saat bertemu dengan-Nya.

Self-evaluation

…Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…

Q.S.Ar-Ra’d (13) : 11

Bismillah, Alhamdulillah. Sebelumnya aku sempat mencari kurikulum atau teknis tentang hal-hal yang berkaitan dengan self-evaluation. Harapannya aku ingin mendapat gambaran besar tentang bagaimana mengevaluasi diri secara menyeluruh, tetapi aku tak mendapatkannya, umumnya teknis-teknis ini dijelaskan pada format-format yang lebih kecil seperti ‘mengubah kebiasaan’, ‘cara mengambil keputusan’, dll, bahwa sungguh manusia itu sangat kompleks dan dirilah yang bisa menyaari kebutuhannya seperti apa. Lalu, teringat bahwa topik ini telah dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali dalam percikan Ihya Ulumuddin pada tema tafakur dan taubat. Bahwa yang membuat manusia itu berbeda ialah ia dikaruniai kesadaran, yang bisa menyadari ada hal-hal yang salah yang mesti diperbaiki. Tapi, kesadaran itu tidaklah cukup jika tak melalui proses berfikir. Tafakur, atau sederhananya kita sebut dengan merenung akan membuat kita mengambil sikap memperbaiki diri menjadi lebih baik (taubat).

Bagi ku, evaluasi diri seharusnya tak cukup menjadi moment tahunan, tapi bisa selalu dilakukan di dalam keseharian kita, dalam setiap detik kehidupan kita bisa saja kita tiba-tiba tersadar. Dimana setiap saat kesadaran kita aktif, dan saat itulah kita bisa sadar akan berbagai hal. Tapi, karena manusia mudah lupa, kita selalu bisa menuliskannya secara utuh terhadap berbagai hal itu dengan format-format yang kita mudah untuk bisa mengevaluasinya kembali.

Evaluasi diri akan bisa menjadikan diri lebih baik dibandingkan sebelumnya, lebih kuat, lebih produktif, lebih bahagia serta berbagai kualitas kehidupan lainnya. Tentu, kualitas-kualitas diri yang ingin dikembangkan oleh setiap insan adalah berbeda bergantung kepada kehendak, kemauan dan cita-cita tentang dirinya. Evaluasi diri akan membuat kita mengenal karakter pribadi, mengenali potensi diri, mengetahui gaya komunikasi, sikap kita terhadap lingkungan sosial dan mengenal pola pikir dan emosi, serta yang paling utama ialah peningkatan kualitas dan kuantitas amalan fisik dan batin kita.

Setiap tujuan tentu punya hambatan, termasuk di dalam evaluasi diri. Adanya ke-aku-an yang besar, kesombongan diri, kemapanan, kemunafikan serta ketidakjujuran dalam mengungkapkan data ialah beberapa diantaranya. Agar bisa terus lebih baik maka kita haruslah punya keinginan untuk memperbaiki diri, jujur, terbuka, berani, tidak gengsi dan siap menerima kenyataan bahwa kita memang tak sebaik itu:”). Maka mungkin, berikut adalah tips yang bisa digunakan untuk self-evaluation:

  1. Mengarsipkan tulisan-tulisan tentang hal ini pada drive khusus. Salah satunya bisa menginstall apps Keep Notes dari Google yang jika suatu saat jika terjadi kehilangan smartphone maka data ini tetap bisa diakses nantinya; menulis di buku catatan pribadi dan lainnya.
  2. Membiasakan menulis catatan harian. Bisa memulainya dari yang paling mudah seperti menuliskan apa yang kamu rasakan, apa yang kamu syukuri, apa yang kamu pelajari, serta kesimpulan-kesimpulan kecil yang kamu peroleh. Jika tak terbiasa melakukannya setiap hari, maka bisa tetap memulai saja melakukannya, misalnya setiap bulan ataupun setiap minggu. Dalam menyimpulkan sesuatu, ada banyak hal yang membutuhkan waktu yang lama, sehingga menulis setiap hari barangkali tidak cocok untuk sebagian orang, tetapi barangkali setiap bulan ataupun setiap satu project terselesaikan. Hal ini agar kelak kamu menyadari bahwa kamu telah melalui perjalanan yang panjang, menjadikan kamu lebih menghargai diri sendiri dan menjadikan hari-hari memiliki arti.
  3. Membuat agenda harian, mingguan, bulanan dan tahunan terhadap target tujuan mu. Jika membuat agenda harian dirasakan terlalu berat hingga tidak terlaksana, maka kamu bisa memulainya dari hal-hal kecil yang paling mudah untuk dilakukan. Jika sudah terbiasa maka kamu bisa meningkatkan kuantitasnya atau kualitasnya.
  4. Pastikan dalam setiap amalan fisik kamu juga dibersamai oleh amalan hati karena kesucian hati itulah yang menjadi hakikat kebahagian di dalam diri. Amalan hati itu seperti niat, ikhlas, sabar, tawadhu, bersyukur, harap, takut, malu, dll. Amalan hati dan amalan fisik saling terkait dan mempengaruhi dimana amalan fisik (sholat, puasa, amal ma’ruf nahi munkar, dll) akan menguatkan keimanan (amalan hati) dan amalan hati juga akan membuat kita semangat dalam melakukan amalan fisik. Perhatikanlah tanda-tanda cacat-cacat hati pada diri mu, karena sungguh hanya masing-masing dirilah yang tau.
  5. Memiliki tujuan yang jelas dalam setiap apa yang ingin kamu lakukan, dengan tujuan utamanya tentu ialah meraih keridhoan Allah SWT. Membuat tujuan mungkin bagi sebagian orang adalah hal yang sulit jika tak terbiasa, tapi dengan ini kita akan lebih fokus dan tidak mudah tergoda oleh hawa nafsu kita sendiri.
  6. Memohon petunjuk Allah SWT di dalam setiap Al-Fatihah kita serta dalam do’a kita agar semoga Allah SWT menunjukkan cacat-cacat diri kita dan memudahkan kita untuk memperbaikinya.
  7. Berdoa memohon agar Allah SWT memberikan akal yang lurus, hati yang suci, Iman yang kuat, akhlak yang baik dan tubuh yang sehat. Beserta ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan amalan yang diterima.
  8. Berusaha menambah ilmu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas amal
  9. Bersungguh-sungguh untuk terus lebih baik tanpa merasa sudah baik
  10. Membantu oranglain untuk lebih baik bersama-sama (Amal ma’ruf) dan berusaha mencegah kejahatan (Nahi munkar)
  11. Selalu berusaha untuk memulai kebaikan dari diri sendiri

Tentu, di dalam setiap proses memperbaiki diri, kita akan salah, bosan, lelah dan juga lupa. Barangkali untuk beberapa hari, bulan atau hingga bertahun-tahun kita tidak introspeksi diri. Tapi, Imam Al-Ghazali pernah menuliskan bahwa orang alim yang hakiki tidak akan mau berbuat maksiat, karena ia jijik dengan hal itu. Sesekali mungkin terpelesat, tapi tidak selalu terpeleset dan tidak berbekal dengan maksiat itu. Orang mukmin ialah orang yang tak luput dari cobaan dan orang yang bertaubat.

Yuk, kita semangat memperbaiki diri, Bismillah~

Ulasan Buku ‘Agar Rumah Tangga Bahagia’ karya Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili

Sesungguhnya, kebahagian itu memiliki sebab-sebab dan pintu-pintu. Berikut ini adalah beberapa sebabnya:

1. Iman dan Amal Shalih

Jika setiap anggota keluarga merealisasikan keimanan dan amal shalih pada dirinya, ini adalah sebab terbesar dan merupakan pangkal kebahagiaan seluruhnya, inti dan ruh kebahagiaan. Amal shalih adalah amalan yang dilakukan dengan keikhlasan untuk Allah swt dan meneladai Rasulullah saw. Allah akan memberikan balasan terbaik di dunia dan di akhirat, dengan menjadikan kehidupannya bahagia. Allah memberinya sikap qona’ah sehingga dia merasa cukup dengan kebaikan yang dia dapatkan. Allah juga memberinya ketentraman jiwa sehingga mengisi relung hati dan terpancar menghiasi rumahnya. Jika dia mendapat kelapangan di dalam rumahnya, dia bersyukur dan apabila mendapati kesempitan maka ia bersabar dan memaafkan. Tidak akan bisa diwujudkan hal itu kecuali oleh orang mukmin. Memilih pasangan hidup yang tepat juga termasuk pangkal kebahagiaan. Apabila seorang lelaki menikahi wanita dan dia telah menyenanginya dan wanita itu memiliki agama yang kuat, maka hal itu merupakan sumber kebahagiaan baginya dalam rumah tangga dan dalam melanggengkan hubungan suami-istri.

2. Menghidupkan Dzikrullah di Rumah

Dengan dzikir akan bisa melapangkan dada yang dengannya hati akan menjadi tenang, menghilangkan kegundahan dan kesedihan.

3. Suami Menegakkan Kepemimpinan

Kepemimpinan lelaki termasuk keindahan Islam dan termasuk kesempurnaan nikmat Allah yang diberikan kepada kita sebab di dalamnya terdapat kebaikan yang sangat agung. Seorang suami memimpin istrinya dalam dengan mengharuskan ia memenuhi hak-hak Allah swt dengan cara menjaga kewajiban-kewajiban-Nya serta menahan istri mereka dari berbagai macam kerusakan. Lelaki adalah pemimpin keluarga yang mendatangkan kebaikan untuk keluarganya.

4. Menghidupi Rumah Tangga dengan Kasih Sayang dan Kecintaan

Tiada kebahagiaan tanpa kasih-sayang dan saling mengasihi. Islam telah menganjurkan agar suami mengasihi istrinya, tabah menerima gangguan yang mungkin muncul darinya, dan agar suami menjaga kebaikan yang telah diberikan oleh istrinya. Begitupun sebaliknya.

5. Pergaulan yang Baik antara Suami Istri

Pergaulan yang baik dengan cara yang ma’ruf (baik) dari suami, istri, serta setiap anggota keluarganya.

6. Adil terhadap Anak

Adil terhadap mereka dalam masalah pembagian, mengajaknya berbicara, mengajaknya bermain, memberi hadiah, dan lain sebagainya. Karena hal seperti ini akan menyatukan hati dan menghadirkan cinta antara orangtua dan anaknya.

7. Berbaik Sangka antara Suami-Istri

Jika istri melakukan kesalahan, suami hendaknya husnudzon dan mencari jalan keluar serta membawanya kepada kemungkinan-kemungkinan yang baik. Demikian pula istri harus ber-husnudzon terhadap suaminya dan mengarahkan kesalahan suami yang dihadapinya kepada kemungkinan-kemungkinan yang paling baik. Hendaknya masing-masing saling memaafkan kesalahan satu sama lainnya dan ini adalah salah satu akhlak mulia bagi laki-laki dan wanita.

8. Adanya Ta’awun (kerja sama) yang Baik

Hendaknya suami-istri semangat untuk melakukan kebaikan dan ketaqwaan, serta mendidik anak-anaknya untuk membiasakan ta’awun yang seperti itu. Apabila terbentuk ta’awun dalam rumah tangga, maka akan dihasilkan ketenangan dan kebahagiaan dalam rumah tangga tersebut. Bila tidak, maka keluarga tersebut akan pecah seperti gunung api yang meletus dan tidak akan terwujud kebahagiaan di dalamnya.

9. Suami-istri Senantiasa Berpegang dengan Prinsipnya Orang-orang Shalih

Tidak diragukan lagi jikalau hak-hak tersebut diamalkan sebagaimana dalam As-Sunnah, niscaya akan menjadi sebab terbesar dalam membangun kebahagiaan keluarga.

Dan diantara sebab kesengsaraan dan ketidakbahagiaan rumah tangga adalah jika memasukkan perkara-perkara haram yang dimurkai Allah ke dalam rumah kita. Maka wajib bagi kita untuk melihat dan memperhatikan rumah-rumah kita jangan sampai ada sesuatu yang bisa menimbulkan kemurkaan Allah.

Kolom Opini

Buku ini begitu ringkas dan padat serta bermakna, bahwa kita bisa melatih diri sendiri dalam kebaikan sebelum kelak membangun rumah tangga yang bahagia, yang diberkahi insyaAllah:”). E-book gratis ini bisa di baca di Google play books^^

Catatan Sabar dan Syukur

Bismillah, Alhamdulillah. Tulisan ini tidaklah berjudul ‘catatan syukur’ seperti tulisan pada umumnya, tapi juga tentang sabar dimana seringkali sabar dan syukur adalah sebuah kesatuan yang tak terpisahkan. Terhadap segala sesuatu, ada kebahagian yang mendekati suatu tujuan (menjadikan kita bersyukur) dan ada pula kesedihan karena menjauh dari hal lainnya (menjadikan kita bersabar). Mana yang lebih utama antara keduanya, ialah sabar.

Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu”. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan Bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.

Q.S.Az-Zumar(39): 10

Tentang bersyukur, adalah hal yang ingin aku latih pada diri sendiri, kepada lingkungan sekitar hingga kelak terhadap keluarga ku. Dimana mengajarkan sabar kepada anak-anak yang masih belum mengerti mungkin belum bisa, tapi syukur selalu bisa ditanamkan terhadap berbagai hal sedari dini, termasuk terhadap cobaan, sakit dan musibah. Dengan bersyukur kita kan selalu bisa merasakan kebahagiaan dan kedamaian hati.

Tentang Sabar

Keyakinan dan kesungguhan dalam bersabar adalah pemberian terendah dari Allah swt yang jika seseorang memiliki sebagian darinya maka niscaya ia tidak merasa khawatir sedikitpun. Seseorang juga tidak akan memperoleh apa yang dicintainya sebelum ia bersabar terhadap apa yang tidak ia cintai. Taqwa adalah kebajikan yang paling besar sedangkan taqwa hanya dapat diperoleh dari sabar. Tetap sabar atas perintah Allah dan ridho atas setiap takdirnya ialah puncak tertinggi keimanan. Seseorang yang terus mempraktikkan kesabaran di dalam kehidupannya akan menbawanya kepada sikap ridho.

Tentang Syukur

Hal-hal yang Allah swt tambahkan jika kita bersyukur ialah kekayaan, diterimanya doa, rezeki, ampunan dan taubat. Hati manusia bisa menjadi keras bahkan lebih keras daripada batu, yang bisa dilunakkan dengan rasa takut dan syukur. Allah swt ridho terhada hamba-hambaNya karena rasa syukur mereka kepada Allah. Harta berharga untuk diambil diantaranya ialah lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur dan istri yang beriman. Syukur adalah ketika kita menggunakan nikmat yang Allah berikan sesuai dengan tujuan ia diciptakan, nikmat hakiki ialah ilmu yang benar dan akhlak yang baik.

Catatan Kecil

Aku tentu pernah tidak bersyukur di dalam kehidupan ku, dan itu hanya menyisakan penyesalan yang teramat dalam. Bahwa mungkin seringkali kita membandingkan diri dengan oranglain pada umumnya, ketika menemukan perbedaan kita merasa rendah diri dan tidak bersyukur. Padahal, Allah swt menciptakan kita dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita selalu bisa fokus pada kelebihan dan memperkuatnya! Bahwa dalam hidup kita tak harus sama dengan lainnya, masing-masing kita punya jalan indahnya sendiri, bahwa tak harus kita mencapai standar-standar tertentu, tapi jika memungkinkan untuk mencapainya, kenapa tidak? Asalkan jangan sampai kufur nikmat terhadapnya yang menjadikan kita makin jauh dari jalan yang seharusnya. Keinginan untuk membahagiakan orang yang kita sayangi juga terkadang bisa membuat seseorng tidak bersyukur, padahal ada hal-hal yagn tak dapat diubah dan kita selalu bisa membahagiakan oranglain dengan cara yang kita dimudahkan terhadapnya^^.

Aku juga tentu pernah tidak bersabar di dalam kehidupan ku, sikap tergesa-gesa itu seringkali menjadikan emosi tidak stabil, tidak baik dalam mengambil keputusan, dan dampak buruk lainnya. Bahwa kita bisa terus melatih kesabaran kita, baik itu dengan amalan yaumi dan memaksakan diri melakukan kebaikan-kebaikan hingga menjadi sebuah akhlak dan berlatih tetap baik-baik saja walau dalam kondisi sesulit apapun. Pada akhirnya, tentang sabar dan syukur adalah hal yang perlu kita latih selalu. Karena tetap bersabar di jalan Allah tak jarang adalah hal yang menjemukan, bersyukur juga hal yang sulit di saat akses dunia terbuka lebar melihat berbagai kemudahan itu terbuka. Yang terpenting bagi ku, kita tetap harus berusaha untuk bersabar dan bersyukur. Terhadap apapun yang terjadi, terhadap apapun itu. Bahwa syukurnya musibah itu tidak menimpa agama kita, bahwa syukurnya ada musibah yang lebih berat dari ini dan kita tak mendapatkannya, Alhamdulillah^^

Berikut tips yang bisa dilakukan untuk bersabar dan bersyukur:

1. Memahami keutamaan sabar dan syukur serta besarnya pahala yang didapatkan darinya. Memahami pula tercelanya sifat tidak sabar dan kufur.

2. Menetapkan batas-batas minimum dan maksimum kesabaran kita lalu melatih diri untuk memperbesar rentang kesabaran itu.

3. Melakukan hal-hal bermanfaat lainnya dalam setiap waktu kehidupan kita

4. Menyadari bahwa apapun yang terjadi selalu ada hikmahnya, jika belum mendapatkannya berarti jiwa kita sedang tidak bersih untuk mendapatkannya.

5. Ridho terhadap setiap hal yang terjadi apapun itu, senantiasa terus berdoa dan berusaha

6. Menyadari bahwa setiap hal di dunia ini selalu punya konsekuensi, baik itu hal kebaikan ataupun keburukan. Tentu, kita akan mempertanggungjawabkannya kelak di akhirat.

7. Melihat orang yang di atas kita dalam urusan Agama dan melihat orang yang di bawah kita dalam urusan dunia

8. Berdoa agar Allah SWT mengaruniakan sikap sabar dan syukur atas setiap ketentuan-Nya

9. Berlatih untuk terus sejenak bertafakur dan mensyukuri nikmat Allah SWT, sesederhana penglihatan, pendengaran

Ulasan Buku ‘Rahasia Doa Mustajab’ oleh Ibn Qoyyim dan Ibn Athaillah

Bismillah, Alhamdulillah. Allah SWT menganjurkan kita berdoa dan berjanji akan memperkenankannya. Tetapi, kenyataannya tidak semua yang kita minta diperkenankan Allah. Ada permohonan yang telah lama dipanjatkan, ada yang tak pernah dikabulkan, dan ada yang hanya sebentar kita mohonkan, lalu dikabulkan. Di dalam buku ini dijelaskan banyak hal tentang doa, tapi di dalam ulasan ini hanya akan disampaikan beberapa hal saja untuk menjadi point penting, diantaranya:

  1. Semua dzikir, ayat dan doa untuk pengobatan dan ruqyah pada dasarnya mujarab dan berefek kesembuhan, namun membutuhkan penerimaan dari objeknya dan kekuatan tekad sang pengobat. Ketika doa tak berhasil, bisa jadi karena lemahnya pengaruh sang pengobat atau karena objek tidak bisa menerima, atau ada penghalang yang membuat obat tak bisa bekerja. Seringkali kalbu (batin) pendoa demikian lemah, lalainya kalbu dari Allah SWT.
  2. Doa dan permohonan perlindungan ibarat senjata, sementara keampuhannya bergantung pada siapa yang memegangnya, bukan pada ketajamannya semata. Apabila doa itu sendiri tidak baik, pendoa tidak khusyu’, atau sesuatu menghalangi doa maka doa tersebut tidak menghasilkan apa-apa.
  3. Antara doa dan takdir, bahwa takdir digariskan berdasarkan sebab-sebabnya, yang antara lain adalah doa. Takdir tidak dijadikan terlepas dari sebab, namun Allah SWT menentapkan sebabnya. Ketika hamba mendatangkan sebabnya, apa yang ditakdirkan pun terwujud dan jika hamba tidak mendatangkan sebabnya, apa yang ditakdirkan tidak terwujud.
  4. Doa merupakan sebab yang paling kuat. Tidak ada sebab yang lebih bermanfaat daripada doa, dan tidak ada faktor yang lebih mampu menghadirkan sesuatu yang diminta daripada doa. Barangsiapa yang Allah SWT beri taufik untuk berdoa, doanya pasti akan dikabulkan.
  5. Pendekatan kepada Allah, usaha mencari ridho-Nya, perbuatan baik kepada makhluk-Nya termasuk sebab terbesar yang mendatangkan kebaikan.
  6. Manusia tidaklah mungkin hidup kecuali dengan takdir, segala sesuatu adalah bagian dari takdir. Sebenarnya seluruh makhluk menangkal takdir dengan takdir.

Kolom opini

Buku ini memberi banyak gambaran yang keren sekali tentang betapa agungnya sebuah doa. Bahwa kita tahu bahwa takdir telah ditetapkan, tugas kita ialah berdoa dan mengusahakan. Maka, jika kita menginginkan kebaikan di dunia dan akhirat, maka berdoalah untuk itu, penuhi sebab-sebabnya dan persyaratannya dalam bentuk usaha kita. Diantara berdoa memohon kebaikan di dunia dan akhirat, perlindungan terhadap api neraka, perlindungan dari setan yang terkutuk, keberkahan dalam kehidupan, serta berbagai doa meski sesederhana apapun itu. Doa juga bisa menembus batas-batas dunia, diantaranya doa untuk orang yang sudah meninggal. Doa kan mampu membuat kita lebih tenang, di dalam tangis dan harap yang teramat sangat agar permohonan kita dikabulkan dan memohon takdir terbaik untuk itu. Pun juga, ada banyak hal yang kita tak bisa mengusahakannya tapi kita masih punya doa untuk bisa mewujudkannya, karena jika Allah SWT sudah berkehendak, apapun itu, semuanya sangat mudah bagi-Nya.

Pengulas: Azila Nuzwar

Time

Bismillah, Alhamdulillah. Waktu, seperti rangkaian yang saling terhubung antara satu dengan lainnya hingga membentuk masa seorang manusia. Ia adalah alat, yang semakin seseorang pandai dan bisa cara menggunakannya maka pasir pun bisa menjadi bongkahan emas.

Penting untuk kita menyadari kaidah waktu, bahwa apapun yang terjadi disini, sungguh, ia hanya sementara. Rasa senang, sakit, sedih, lelah, takut, cemas, dan lainnya akan segera berlalu dan berganti dengan rasa yang lain di waktu yang lain. Ada banyak hal-hal yang kita inginkan dulu, ketika sekarang ada, malah diabaikan. Ada juga hal-hal yang tak disukai dulu, sekarang malah menjadi kesenangan. Ada kesedihan yang mendalam dulunya, sekarang menjadi sesuatu yang diikhlaskan. Ada rasa sakit dan galau berkepanjangan, sekarang malah heran kenapa demikian. Pun, berbagai hal lainnya yang berlalu seiring dengan waktu. Yang semoga kini menjadikan kita makin dewasa dan bersyukur atas berbagai halnya^^, Alhamdulillah

Dunia, berasal dari bahasa arab Ad-Dunya yang berarti dekat, rendah, hina, fana, pendek. Pasangannya ialah Al-Aakhirah yang berari jauh, tinggi, mulia. Wajar saja ada banyak gelombang-gelombang dalam rangkaian waktu kita selama di sini. Di dalam perspektif Qur’an, ternyata orang yang rugi bukanlah ia yang tidak berhasil mendapatkan kampus, pekerjaan ataupun rumah impian, bukan juga ia yang tertipu oleh bisnis ataupun bencana. Tetapi, orang yang merugi menurut Al-qur’an ialah ia yang menjalani kehidupan tanpa iman, tidak memanfaatkan waktunya untuk beramal sholeh, serta tidak saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran (Surah Al-Asr). Jika ditelaah kembali, ternyata iman dan amal shaleh saja belum cukup, tetapi saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran juga merupakan syarat perlu bagi seseorang manusia agar tidak menjadi orang yang merugi.

Sedangkan orang yang beruntung dan memperoleh kemenangan (falah) yang disebutkan Al-Qur’an memiliki ciri diantaranya banyak mengingat Allah dan orang-orang yang tergolong Mu’minun. Menariknya lagi, dalam surah Al-Mu’minun Allah tidak mengatakan ciri mu’min yang memperoleh kemenangan ialah “orang yang menjauhi perbuatan dan perkataan buruk”, tetapi “orang yang menjauhi perbuatan dan perkataan sia-sia“.

Maka, semoga, kita bisa mengutamakan kehidupan akhirat kita kelak dengan tetap berusaha maksimal meraih keberkahan di kehidupan dunia ini semampu kita. Dunia memang tempatnya manusia di uji…, dan memberikan amal terbaik adalah yang bisa kita lakukan.

Tapi, seperti apa amal terbaik itu?

Bergantung kepada keadaan masing-masing kita^^. Ada amal terbaiknya saat itu ialah sabar, ada yang prasangka baik, ada yang kelurusan niat, ada yang jihad melawan kebatilan, ada yang bekerja keras, atau lainnya. Selalu bersyukur atas setiap keadaan, berprasangka baik, berdoa, berikhtiar, sabar, dan berbagai petunjuk Allah lainnya adalah hal yang dapat kita lakukan~

Maka mungkin ada tips untuk bisa menggunakan waktu dengan baik:

  1. Memastikan keimanan kita dalam keadaan baik. Melihat segala sesuatu dari sisi iman, tentang bagaimana pandangan Islam terhadapnya.
  2. Meniatkan apapun yang kita lakukan ialah untuk beribadah. Memulainya dengan Bismillah, meluruskan niat kembali di hati bahwa ini dalam rangka meraih keridhoan-Nya, dan mengisinya dengan hal-hal bermanfaat atau hal-hal yang mubah jika diperlukan.
  3. Selalu bangun pagi, sholat malam dan meraih keberkahan di waktu shubuh dengan mengisinya dengan beribadah. Seperti dzikir, berdoa, sedekah shubuh, dll.
  4. Memiliki focus terhadap hal-hal yang dilakukan dan meniatkannya dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, berusaha menyeimbangkan antara amalan batin dan amalan fisik. Seperti bekerja, membersihkan rumah, menanam, membantu orang lain, membaca, dll beserta ikhlas, sabar, ridho dan amalan batin lainnya.
  5. Menjaga diri dalam amalan yaumi untuk senantiasa memohon petunjuk kepada Allah SWT di dalam setiap detik kehidupan kita. Tanpa petunjuk, kita akan benar-benar rugi.
  6. Bertafakur dengan menjadi berfikir sebagai ibadah dan mengevaluasi progress dari setiap hal yang terjadi.
  7. Senantiasa menjaga kejujuran di dalam kehidupan. Bahwa jujur ialah sesuai antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dilakukan dan diucapkan, sehingga menjadi sebuah prinsip dalam kehidupan. Jika kita pernah berkata bahwa “Ayo kita mengejar keberkahan di sisa waktu ini”, maka ia harus terus berusaha melakukannya.
  8. Senantiasa ridho, bersabar dan bersyukur atas segala sesuatunya, terhadap apapun itu.
  9. Senantiasa mengisi diam dengan dzikir dan mengingat Allah SWT
  10. Punya target dan senantiasa terus belajar
  11. Memaksimalkan waktu-waktu tertentu untuk beribadah, bekerja dan lainnya. Misalnya sepertiga malam terakhir untuk beristigfar, silaturahim untuk bisa saling mengenal dan memaafkan, dll.

Lalu, saat kita berusaha untuk memaksimalkan waktu dengan baik, maka semoga Allah SWT memberi keberkahan di dalamnya. Bahwa agar seseorang tak menyesal nantinya, ia harus terus berusaha memohon ampunan, rahmat, petunjuk dan keberkahan didalam doanya dan amalnya. Kelak, akan ada kesempatan bagi orang-orang yang percaya bahwa kan ada saatnya:”)

Sesungguhnya Rabb mu mempunyai karunia yang sangat banyak di dalam hari-hari kehidupan mu. Oleh karena itu, maka berusahalah untuk mendapatkannya

H.R.Tirmidzi dan Ahmad

About Food and Drink

Bismillah, Alhamdulillah. Tentang makanan sangat erat kaitannya dengan nafsu, seperti kehendak atau keinginan kita untuk memberi rasa bahagia setelah makan. Saat ini, sudah menjadi sesuatu yang umum di masyarakat untuk makan tiga kali sehari beserta komposisi yang disarankan terkait lauk, nasi dan sayurnya. Menjadi sesuatu yang umum juga banyak tutorial memasak yang mudah, simple, lezat, murah, di berbagai kanal media sosial. Hal yang wajar juga saat makan hingga kekenyangan, banyaknya siaran televisi tentang mencicipi berbagai aneka masakan nusantara, adanya kebiasaan untuk share foto makanan di story media sosial, kebiasaan tidak menghabiskan makanan, banyaknya tips diet untuk menurunkan berat badan, adanya operasi sedot lemak, serta berbagai hal lainnya terkait keberagaman dan kelimpahan makanan.

Tapi, di sisi lain banyak pula yang kekurangan makanan di luar sana, baik di dalam ataupun di luar negeri (semisal Palestina dan Afrika). Banyak pula yang menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan uang untuk bisa makan makanan ‘bergengsi’ yang ternyata itu uang korupsi ataupun tidaklah halal. Banyak juga hal-hal yang mubah hukumnya seolah-olah menjadi sebuah kewajiban di masyarakat seperti berlebih-lebihan dalam berhias. Hal-hal yang haram menjadi sesuatu yang wajar, seperti misalnya pacaran. Zina merajelela, banyak kejahatan, orang cenderung mudah marah, depresi, serta berbagai dampak negatif lainnya. Lalu, apakah yang salah?

Salah satu bid’ah yang terjadi setelah kepergian Rasulullah SAW adalah kekenyangan. Bahwa kita sudah lupa bahwa sebenarnya kita makan ialah untuk beribadah, sehingga seharusnya jumlah makanan yang kita makan hanyalah sekedarnya untuk kita bsa menjalani kehidupan dalam rangka beribadah, bukan untuk memenuhi nafsu perut yang sungguh tiada akan pernah habisnya. Bahwa lapar memiliki banyak keutamaan dan menjadi salah satu kebiasaan Rasulullah SAW beserta sahabat. Diantara manfaat lapar ialah menjadikan hati bersih, pikiran jernih, mata hati menjadi tajam, memudahkan bermunajat dan beribadah kepada Allah SWT, menghancurkan nafsu sehingga memberi kesederhanaan dalam berprilaku, mengendalikan hasrat untuk melakukan perbuatan dosa/sia-sia lainnya, sedikit tidur, menjaga kesehatan, mencegah penyakit, hemat, dikaruniai Allah SWT sifat dermawan dan mencegah seseorang memuji diri sendiri. Orang yang cerdas juga ialah orang yang ringan tubuhnya untuk bergerak pun ia adalah seperti orang yang asing di muka bumi ini. Bahwa seorang yang asing tentu tidak akan banyak makan, bukan?

Ada begitu banyak pula pahala yang Allah SWT berikan kepada siapa yang meninggalkan makanan yang disukainya karena Allah, bahwa lapar adalah salah satu perbendaharaan Allah yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang Ia cintai, serta berbagai keutaman lainnya. Pun lapar dengan berpuasa juga bisa meredah syahwat seseorang yang ingin menikah tapi belum mampu.

Rasulullah SAW memilki kebiasaan untuk makan satu kali dalam sehari. Beliau datang ke rumah istri-istri nya dan menanyakan ‘Apakah ada yang bisa dimakan?’ tanpa memedulikan menunya, jika ada beliau makan, jika tidak beliau berpuasa. Kaum sufi juga benar-benar berusaha menjaga ibadah ‘lapar’ ini, misalnya hanya makan tiga atau dua hari sekali. Berbeda dengan zaman sekarang ini yang jika makan dua kali sehari dirasa sangat sulit. Hanya sekedar sebuah prediksi ku bahwa jika saja umat Islam di sebuah negeri bisa sekedar makan secukupnya saja tanpa kekenyangan, maka sudah banyak masalah yang bisa terselesaikan, tak hanya tentang tercukupinya pangan di negeri itu tapi pacaran/zina berkurang, hal yang sia-sia (seperti musik) berkurang, pesta-pesta dan bermegah-megahan berkurang karena masyarakat hidupnya lebih sederhana, serta berbagai dampak positif lainnya:”). Walau cukup mustahil rasanya, paling tidak kita selalu bisa memulainya dari diri sendiri^^. Berikut adalah tips untuk mengurangi makan:

  1. Menyadari bahwa perut adalah sesuatu yang jika semakin banyak terisi maka akan semakin buruklah dampaknya
  2. Berdoa dan mengucapkan Basmalah sebelum makanan, serta Hamdalah sesudahnya untuk mendapatkan keberkahan. Niatkan makanan dan minuman yang kita makan ialah untuk beribadah
  3. Makan di piring kecil dan atur porsi makan berserta berapa kali dalam sehari. Jika kebiasaan di keluarga makan tiga kali sehari, maka batasi porsi nasi menjadi lebih sedikit dan jika dua kali sehari maka porsi nasi bisa lebih banyak. Perhatikan juga komposisi sayur dan lauk jika memungkinkan agar semoga kebutuhan nutrisi terpenuhi
  4. Makan menggunakan tiga jari (ibu jari, telunjuk dan jari tengah), mengunyahnya perlahan dan jangan menambah suapan baru sebelum suapan sebelumnya tertelan. Makan berlahan menjadikan perut menjadi kenyang lebih lama. Berhentilah makan sebelum kenyang.
  5. Habiskan makanan hingga butir terkecilnya, jika terjatuh maka bersihkanlah dan makan kembali (jika memungkinkan).
  6. Mengusahakan tidak langsung minum sesudah makan. Minumlah dengan mengambil napas sambil meneguknya. Disarankan tiga tegukan dengan membaca Basmalah dan Hamdalah di setiap tegukan.
  7. Tegaskan diri akan makanan dan minuman tertentu yang tidak boleh dimakan karena tidak sehat bagi tubuh. Misalnya, minuman berkarbonasi, minuman manis/asam, mie kemasan, dll.
  8. Biasakan diri makan dan minum yang sehat secukupnya saja setiap harinya. Seperti air mineral, madu, kurma, susu dan buah.
  9. Buatlah target untuk tidak akan membeli makanan yang kamu sangat menyukainya (bisa sampai batas waktu tertentu). Ingatlah pahala yang Allah SWT berikan kepada hamba yang meninggalkan makanan yang disukainya karena Allah. Hal ini juga bisa melatih self-control kamu terhadap diri mu. Latihlah diri untuk sekedar cukup makan makanan yang tersedia di rumah.
  10. Ketika makan makanan yang kamu sangat menyukainya, maka bagikan kepada oranglain sebagian dari makan itu. Hal ini mungkin mirip seperti itsar bagi ku.
  11. Jangan pernah mencela makanan, bila tidak menyukainya cukup tinggalkan atau paksakan diri memakannya jika memungkinkan.
  12. Berpuasa sunnah senin-kamis, ayyamul bidh ataupun puasa lainnya. Selagi masih jomblo, maka puasa tentu juga adalah kesempatan meraih banyak pahala~
  13. Jika tak sengaja kekenyangan, maka segeralah bergerak seperti bekerja, membersihkan rumah, dllnya.
  14. Coba cek keadaan perut mu jika buncit maka seharusnya kamu sudah kekenyangan. Jika memungkinkan jangan sampai buncit.
  15. Jangan tidur sesudah makan, hal ini dapat mengeraskan hati Dan tidak sehat juga bagi tubuh.
  16. Mengusahakan untuk tidak berbelanja dalam keadaan perut lapar, hal ini akan membuat berbelanja melebihi kebutuhan. Atau cara lainnya bisa dengan membatasi budget belanja.
  17. Jangan membiasakan diri untuk hunting makanan enak. Kita tetap bisa mencoba makanan baru di waktu-waktu tertentu, seperti wisata bersama keluarga ataupun jalan-jalan bersama teman. Jangan jadikan hunting makanan sebagai kesibukan, tapi sebagai suatu hal yang datang tak terduga

Mungkin, hanya sekedar reminder sederhana tentang betapa mulianya tentang seseorang yang lapar. Jika kita belum bisa seperti Rasulullah saw, para sahabat serta generasi-generasi terbaik sebelumnya, maka kita bisa mengusahakan untuk makan secukupnya, berbagi makanan dan tidak mubadzir. Maka semoga dengan niat tersebut, semoga Allah SWT memberi keberkahan pada setiap apa yang kita makan~

Reference: Nafsu Makan dan Syahwat karya Imam Al- Ghazali (bisa dibaca di iPusnas^^)

Decision

Bismillah, Alhamdulillah. Tentang pilihan kan selalu menjadi suatu hal yang berat oleh beberapa orang yang tak terbiasa dengan begitu banyaknya kemungkinan. Ada begitu banyak tips dan trick bagaimana cara mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, terutama pada sebuah bisnis. Tapi, cukup bisa menjadi sebuah bahasan menarik di saat dulu di zaman Nabi Muhammad SAW yang hanya 23 tahun masa kenabian beliau sudah mampu merubah dunia dengan wajah Islam di dalamnya, bahkan setelah berabad-abad sesudah itu Islam menjadi anugrah terbesar yang kita rasakan, sebuah masa yang benar-benar dipenuhi dengan keberkahan. Hal yang semakin terasa saat sekarang dimana banyak sekali kerusakan di mana-mana, banyaknya hal yang sia-sia, serta berbagai kesalahan lainnya yang penting membuat kita patut merenungkannya untuk mengambil pelajaran dan keputusan. Di era ini dengan informasi yang begitu deras, ternyata justru menjadi sesuatu yang membuat kita semakin sulit untuk memilih. Bahwa barangkali yang salah ialah kita yang semakin jauh dari Islam, dengan berbagai petunjuk yang haq di dalamnya:”). Maka semoga tips berikut bisa menjadi sedikit pengingat teruntuk diri pribadi terutama:

  1. Mempelajari literatur Islam

Sudah tentu, ilmu dan hikmah adalah makanan bagi hati, yang dengan itu menjadi kekuatan dalam amal. Kembali kepada literatur Islam kan dengan membaca buku-buku ulama kan dapat memberikan pandangan yang baik di atas jalan yang lurus. Baik itu ulama yang tidak asing ditelinga kita seperti Imam Al-Ghazali, Imam Ibnu Jauzi, dan ulama lainnya yang bisa kita pelajari. Tidak semua buku itu bagus, dan tidak semua literatur itu dapat dipercaya. Maka, berusahalah untuk mempelajarinya dari sumber utamanya selagi kita mampu (misalnya kemudahan berbahasa Indonesia dan harga bukunya tidak terlalu mahal). Dengan belajar dari kitab ulama akan memberikan kecepatan dan ketepatan dalam pemahamannya, seringkali juga bahwa kita ulama itu lebih mudah dimengerti bahasanya. Literatur itu juga sangat kaya dan komprehensif dalam bahasannya, yang sudah tentu Al-Qur’an adalah kitab yang sampai saat ini selalu bisa menjadi rujukandalam kehidupan. Selalu ada tafsir terbaru yang ditemukan di dalam Al-Qur’an, bahwa sungguh ini adalah mu’jizat sepanjang zaman.

2. Menguatkan keyakinan bahwa akhirat lebih utama di bandingkan dunia

Sudah tentu tak diragukan lagi bahwa akhirat lebih utama, dengan tetap tidak melupakan dunia, dan sebuah kenyataan dimana kita tak bisa seimbang dalam memilih keduanya, sehingga harus ada yang diutamakan. Bahwa kelak hari akhir itu kan benar-benar ada untuk mempertanggungjawabkan setiap hal di dalam kehidupan kita, pada setiap detik, pada setiap nikmat, pada setiap ucap, pada setiap laku, semuanya:”). Tapi seringkali jika tidak terbiasa untuk beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, ini akan menjadi sesuatu yang sulit. Terlebih manusia itu sangat mudah terlena, dan ketika mendekati ajal lah baru kan tersadar:”(.

3. Berikhtiar memilih dengan fiqih prioritas

Kehidupan kita pada faktanya tak sebanding dengan kekalnya sebuah akhirat dan waktu kita benar-benar pendek walaupun kita merasakannya (di dunia) sekarang sangatlah lama. Karena waktu terbatas sedangkan ini adalah ladang untuk meraih sebanyak-banyaknya pahala, maka penting untuk kita memilih berdasarkan fiqih prioritas, sebuah instrumen ikhtiar untuk hidup dengan keberkahan. Bahwa keberkahan itu ialah usaha kecil semoga menghasilkan kebaikan yang banyak dan dari arah yang tak di sangka-sangka terasa kemudahan dan ketenangan di dalamnya.

4. Bermusyawarah

Keputusan kita akan selalu melibatkan orang lain di dalamnya, baik orang-orang terdekat ataupun kelak berdampak luas. Tidak akan rugi seseorang yang bermusyawarah dan tidak akan menyesal seseorang yang beristikhoroh. Bahwa seringkali setan hadir di dalam setiap keinginan hati dalam melakukan kebaikan, menggoda manusia dengan memberinya was-was, kecemasan masa depan, serta hal lainnya. Dimana jika sesuatu sudah di musyawarahkan seharusnya sudah bisa memberikan arah tentang sebuah pilihan.

Dulu, aku orang yang ingin merantau kuliah ke Bandung tapi takut meninggalkan umi sendirian di Padang, tapi saat sudah di musyawarahkan dan memperoleh izin, Alhamdulillah bahwa keputusan merantau terasa manfaatnya bagi ku untuk bisa banyak belajar. Kekhawatiran ku pada umi bahkan adalah hal yang salah karena tentu Allah SWT kan selalu bisa menjaga hamba-hambaNya, bahwa kedekatan ku dengan umi tak menjamin umi kan baik-baik saja karena tetap yang menjaga hanyalah Allah, salah satunya dengan perantara seorang anak. Umi sempat tinggal bersama abang dan juga nenek, sempat juga umi tinggal sendiri dan umi berkata baik-baik saja, walaupun aku tidak tahu apakah umi hanya sedang berusaha menghibur hati ku, tapi, jika aku tidak merantau kala itu mungkin aku tidak menjadi pribadi yang lebih baik rasanya saat ini dan bisa saja aku terus merepotkan umi. Musyawarah, terutama kepada orangtua adalah hal yang wajib bagi seorang anak dan betapa orangtua adalah ladang pahala kita, dimana jika kita bisa berbuat baik kepada begitu banyak orang, sudah tentu orangtua tak kehilangan kebaikan itu dan harus diutamakan. Terhadap setiap kekhawatiran penting untuk dimusyawarahkan, memohon petunjuk Allah serta berserah diri di dalamnya. Sudah tentu, Allah SWT Maha Mengetahui setiap apa-apa yang meresahkan hati kita.

5. Istikhoroh

Setelah kita berusaha untuk bisa mengambil satu keputusan terbaik, maka mintalah petunjuk dan kekuatan kepada Allah SWT melalui sholat istikhoroh. Bisa jadi, jawaban itu tak bisa langsung dikenali lewat satu, dua, tiga, ataupun berkali-kali istikhoroh, maka teruslah lakukan hingga ditemukan kemantapan tekad untuk melangkah. Seringkali pula kita digalaukan dengan standar-standar tertentu, dimana jika membuka literatur Islam kembali, sudah banyak standar itu telah dipatakahkan oleh kekuatan sebuah iman. Berusahalah terus membersihkan diri dari dosa-dosa, menyempurnakan amalan wajib, melaksanakan sunnah, serta lainnya sebaik dan semampu kita, memohon petunjuk dan kekuatan kepada Allah SWT, berserah diri kepada apapun keputusan Allah dan ridho terhadap apapun itu, bahwa sungguh semuanya adalah yang terbaik yang telah Allah SWT tetapkan.

Hanya sekedar tips sederhana yang sudah wajar di dalam kehidupan kita, bahwa dalam usaha meluruskan niat pada sebuah pilihan, mengarunginya dengan jalan yang ikhtiar yang baik dalam benar, berusaha terus menjaga kedekatan dengan Allah SWT, kan menjadikan sebuah pilihan terasa memberi ketenangan. Jika ada kecemasan dan ketakutan, bahwa barangkali itu pertanda masih belum tawaqal senuhnya kepada Allah SWT dan ada hal-hal lainnya yang harus diperbaiki sedikit demi sedikit…

Ulasan Buku “Ini Dulu Baru Itu: Fiqih Prioritas” oleh Oni Sahroni

Bismillah, Alhamdulillah. Di dalam kehidupan ada begitu banyak pilihan, dimana tidak memilih juga termasuk sebuah pilihan. Pilihan ini tentu akan membuat kita bingung dalam memutuskan, tapi di dalam Islam semuanya telah diatur salah satunya tentang bagaimana agar seorang muslim bisa memanfaatkan waktu kehidupan yang terbatas untuk memilih prioritas, agar hidupnya dipenuhi keberkahan.

Fiqih prioritas menjadi salah satu instrumen keberkahan karena melakukan aktivitas yang prioritas berarti produktif, manfaatnya berlipat dan tepat sasaran

Oni Sahroni

Pilihan itu seperti, apakah melanjutkan magister terlebih dahulu atau menikah, apakah bersedekah atau berwaqaf, apakah umroh atau membeli rumah, serta berbagai hal lainnya. Bahwa penting untuk memilih di antara pilihan yang tidak ideal dengan memilih pilihan yang berisiko paling ringan dan mengorbankan mafsadah atau pilihan yang beresiko lebih berat. Di dalam buku ini disajikan standar-standar dalam fiqih prioritas dengan bahasa yang sederhana dan begitu mudah dimengerti. Berikut ialah standar-standar yang dijelaskan:

  1. Kualitas sebelum kuantitas
  2. Ilmu sebelum amal
  3. Paham bukan (sekadar) hafal
  4. Niat sebelum amal
  5. Sedikit, tetapi berkelanjutan lebih baik daripada banyak, tetapi sesaat
  6. Hajat jangka panjang yang pasti sebelum hajat saat ini yang tidak pasti
  7. Memilih aktivitas yang lebih bermanfaat
  8. Memilih aktivitas yang berumur produktivitas panjang
  9. Aktivitas hati sebelum aktivitas fisik
  10. Hal yang prinsip sebelum hal yang bukan prinsip
  11. Fardhu sebelum sunnah
  12. Fardhu ‘Ain sebelum fardhu kifayah
  13. Hak-hak manusia sebelum hak Allah SWT
  14. Hak-hak kolektif sebelum hak-hak individu
  15. Membina individu dan basis sosial lebih diprioritas daripada mengubah institusi
  16. Mendahulukan dakwah pemikiran
  17. Kebutuhan primer sebelum kebutuhan sekunder
  18. Terencana dan terukur
  19. Bertahap dalam berdakwah
  20. Ibadah yang paling utama ialah mencari ridho Allah SWT dalam setiap aktivitas
  21. Lebih baik berkecukupan dan bersyukur
  22. Pekerjaan yang diprioritaskan mengacu pada kebutuhan dan hajat masyarakat
  23. Lebih baik Ijtihad (menganalisis nash untuk menjawab pertanyaan terkini) daripada Taklid (menukil pendapat fiqih tempo dulu)
  24. Memilih pendapat fiqih yang memudahkan
  25. Memprioritaskan bahasan yang disepakati para ulama (muttafaq ‘alaih)
  26. Memaknai nash berdasarkan maqashid (memahaminya berdasarkan substansi/target ayat atau hadits lebih didahulukan daripada memahaminya berdasarkan teks Al-Qur’an dan hadist semata)
  27. Memulai dengan iman
  28. Merawat iman dengan ibadah
  29. Berkah dengan melayani (menunaikan tanggungjawab sosial)
  30. Seimbang dan proporsional
  31. Mengutamakan keluarga, termasuk lingkungan
  32. Memastikan hidup sehat
  33. Saat maslahat (manfaat) dan mafsadah (kerugian) bernilai sama, maka lebih utama meninggalkan mafsadah
  34. Memilih maslahat dan mafsadah sesuai dengan hukumnya
  35. Memilih maslahat dan mafsadah sesuai dengan tingkatannya
  36. Menghindari mafsadah yang pasti
  37. Mendhindari efek waktu mafsadah yang lebih panjang
  38. Menghindari mafsadah yang paling besar
  39. Menghindari mafsadah yang berefek luas
  40. Meluruskan penyimpangan sesuai dengan hukumnya

Kolom Opini

Ada begitu banyak teori yang mejelaskan tentang decision making, tapi sungguh, rasanya fiqih prioritas adalah cara pengambilan keputusan yang benar-benar baik! Memberikan ketenangan hati, ketegasan dalam bersikap dan semoga bernilai keberkahan. Maka, penting sekali untuk kita belajar mengambil keputusan dengan matang berdasarkan fiqih prioritas yang telah ada dalam Islam, Alhamdulillah:”). Buku yang sangat bagus dan bisa dibaca gratis di iPusnas^^

Design a site like this with WordPress.com
Get started